Berita
Kemendikdasmen dan BGN Lakukan Penandatanganan MOU Dukungan Pelaksanaan Program Pemenuhan Gizi Nasional
Berita 2025-03-28 | 20:28:00
PAUDPEDIA —- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Dr Abdul Mu’ti dan Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana melakukan Penandatanganan Naskah Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding) atau MOU terkait Dukungan Pelaksanaan Program Pemenuhan Gizi Nasional di Gedung A Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (27/3).
Mendikdasmen dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada kinerja Badan Gizi Nasional (BGN) yang berhasil dalam waktu singkat dapat mengkawal program prioritas pemerintah Makan Bergizi Gratis di satuan pendidikan secara baik. Untuk itu Kemendikdasmen memiliki tiga komitmen besar dengan menjamin hadirnya tiga dukungan konkret:
1. Alokasi anggaran mendukung pemenuhan kesiapan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan program MBG;
2. Integrasi sistem monitoring gizi dengan platform rumah pendidikan secara bertahap;
3. Penyediaan data terpadu siswa penerima manfaat.
“Secara teknis program MBG merupakan langkah nyata pemerintah dalam mewujudkan Generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing dalam rangka mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua,” ujar Mendikdasmen. Dikatakan kolaborasi Kemendikdasmen dengan Badan Gizi Nasional melalui Nota Kesepahaman ini menjadi fondasi bagi upaya sistematis dalam:
1. Optimalisasi peran UKS sebagai ujung tombak implementasi MBG di sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi media untuk mengembangkan tidak hanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), namun juga menjadi ruang untuk menanamkan nilai dan etika makan hingga edukasi manajemen penanganan sampah dalam kerangka implementasi edukasi gizi dan lingkungan sekolah sehat sebagai dukungan nyata implementasi program MBG di satuan pendidikan.
2. Revitalisasi sarana prasarana pendukung gizi di satuan pendidikan.
Saat ini teridentifikasi masih terdapat sekitar 19% satuan pendidikan penerima manfaat program MBG yang memerlukan pemenuhan sarana dan prasarana pendukung kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan program MBG secara optimal.
3. Penguatan data melalui dashboard program MBG kemendikdasmen untuk kebijakan berbasis bukti.
Dalam upaya memastikan proses, luaran, dan dampak program MBG di satuanpendidikan dapat termonitoring secara berkesinambungan, proses pemantauan implementasi program MBG di satuan pendidikan akan dioptimalkan dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui dashboard Program MBG Kemendikasmen.
4. Sinergi dengan mitra pembangunan dalam kerangka pemberdayaan semesta.
Sinergi ini dirancang sebagai bagian dari pendekatan pemberdayaan semesta, melibatkan kolaborasi multipihak termasuk lembaga internasional, swasta, LSM, dan komunitas lokal untuk memperluas dampak program.
“Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mempercepat pencapaian target MBG, tetapi juga membangun ekosistem berkelanjutan di mana seluruh pemangku kepentingan berperan aktif dalam memastikan akses pendidikan gizi berkualitas bagi murid, sekaligus mendorong praktik-praktik terbaik yang dapat direplikasi di berbagai wilayah,” kata Mendikdasmen.
Sejalan dengan arahan Bapak Presiden, program ini tidak hanya tentang pemenuhan gizi, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kualitas SDM Indonesia. Berdasarkan agenda pendampingan yang telah dirancang, kerangka kegiatan ini akan dijalankan melalui:
1. Sosialisasi dan Bimtek bagi UPT PDM, Dinas Pendidikan, dan TP-UKS (April-Mei 2025).
2. Pendampingan konsultatif untuk pemetaan isu dan praktik baik (Juni-Oktober 2025).
3. Revitalisasi UKS dan integrasi data melalui dashboard MBG dengan Dapodik (Agustus - November 2025).
4. Monitoring-evaluasi untuk rekomendasi program lanjutan (Oktober-Desember 2025).
Harapan dan Ajakan Kolaboratif “Mari bersama kita wujudkan Sekolah Bebas Stunting, Generasi Emas 2045 yang Cerdas dan Sehat. Ajakan khusus kepada saya berharap Pemda untuk mendukung dan memantau program. Orang tua untuk aktif memantau gizi anak dan adanya Mitra Pembangunan untuk dukung pendidikan gizi,” tutup Mendikdasmen.
Kekurangan Gizi Anak Sekolah
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyampaikan kerja sama tersebut merupakan bagian dari strategi nasional dalam menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah. Berdasarkan Data Badan Gizi Nasional tahun 2024 terdapat 38% anak sekolah di Indonesia masih mengalami anemia akibat defisiensi gizi. Padahal siswa dengan gizi baik memiliki capaian belajar 25% lebih tinggi" (Studi Kemendikbud-BGN 2024).
“Program ini merupakan bentuk investasi besar dari pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Generasi Emas 2045. Jika mencakup seluruh anak usia sekolah, jumlah yang seharusnya mendapatkan manfaat ini adalah 70 juta anak,” kata Dadan. Ia menekankan pentingnya akses keluarga miskin terhadap makanan bergizi seimbang.
Oleh karena itu, pihaknya berusaha memastikan bahwa setiap anak, terutama dari kelompok rentan, mendapatkan asupan gizi yang baik. Gizi seimbang, lanjutnya, mencakup protein, karbohidrat, serat, buah, dan susu. Jika intervensi ini tidak dilakukan sejak dini, Indonesia berisiko memiliki tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas pada tahun 2045.
Ia juga menyoroti dampak positif dari program tersebut di sekolah-sekolah yang telah mendapatkan makanan bergizi lebih dari satu tahun. Anak-anak menjadi lebih ceria, aktif, dan sehat, serta angka kehadiran sekolah meningkat hingga 99 persen. “Bahkan di Papua, ada cerita seorang nenek yang kesulitan membangunkan cucunya untuk sekolah. Namun, sejak adanya program makanan bergizi, anak tersebut bangun lebih awal dan semangat ke sekolah,” katanya.
Melalui kerja sama ini, pemerintah berharap bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, dapat tumbuh dengan asupan gizi yang cukup dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Hadir dalam penandatanganan nota Kesepahaman bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Dr Atip Latipulhayat dan Dr Fajar Riza Ul Haq serta seluruh pejabat eselon 1 dan 2 di lingkungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peliput : Eko Harsono dan Aldo Nurhuda