Berita
Kolaborasi Direktorat PAUD Dengan UNICEF dan Kemenkes Siapkan Bahan Advokasi MBG dan Susun Buku Saku
Berita 2025-03-27 | 12:49:00
PAUDPEDIA — Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikdasmen berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) atau Badan Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF membuat Bahan Advokasi Program Makan Bergizi Gratis dengan melakukan Penyusunan Instrumen monitoring dan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis; dan Melakukan reviu buku saku pedoman makan bergizi seimbang untuk Satuan PAUD, Guru, Orangtua dan ekosistem pendidikan.
Kegiatan penyusunan bahan advokasi dilakukan di Jakarta, Rabu - Kamis (26-27/3). Unsur dari Kementerian Kesehatan RI yang ikut berkolaborasi dalam penyusunan berasal dari Direktorat Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Direktorat Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Direktorat Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kementerian Kesehatan, Tim UNICEF dan Tim Direktorat PAUD.
Pelaksana giat penyusunan bahan advokasi MBG Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, drg Retno Wulandari mengatakan ide awal Bahan Advokasi Program MBG ini diharapkan dapat berisi tentang pedoman menyediakan makanan bergizi yang dapat digunakan untuk penerima MBG maupun masyarakat umum yang memiliki anak sesuai dengan jenjang anak usia dini, di dalamnya akan ada sesi persiapan dan pelaksanaan.
“Pada sesi persiapan terdapat sarana prasarana pendukung MBG yang diperlukan, jenis makanan yang aman dan sehat sesuai usia dini, cara memasak dan menyajikan makanan,” ujar drg Retno Wulandari yang akrab dipanggil Enno.
Kemudian lanjutnya pada sesi pelaksanaan akan ada pembagian tugas pelaksana, skema pemberian makanan, waktu pemberian, manajemen pengendalian kondisi tidak terduga yang dapat dimitigasi seperti jika terjadi peristiwa keracunan, makanan basi, dan terdapat anak PAUD yang alergi makanan. Selain itu terdapat manajemen pengolahan sampah yang dapat dilakukan dari sisa makanan saat MBG di Satuan PAUD.
Dalam pasca pelaksanaan Kondisi MBG hanya diberikan 1 kali dalam sehari, sehingga perlu penguatan untuk orang tua setelah anak pulang kerumah. Ada kelas orang tua atau parenting di jenjang Satuan PAUD.
Untuk edukasi gizi anak sekolah bisa menekankan pada 3 topik:
1) isi piringku dan pedoman gizi seimbang,
2) pentingnya sarapan dan makanan bergizi seimbang,
3) perilaku hidup bersih dan sehat.
“Perlu adanya ilustrasi yang menarik, karena pengguna buku saku adalah masyarakat awam. Aktivitas fisik seperti untuk menyeimbangkan kalori masuk dan keluar. Guru dan orangtua perlu diedukasi membaca label komposisi pada makanan kemasan. Untuk memberikan edukasi terkait batas standar harian gizi bagi anak usia dini. Karena itu perlu ada dua buku saku yaitu untuk Orang Tua dan Guru PAUD,” ujar Enno.
“Makan Bergizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini. Menu Makanan Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang terintegrasi ke 2 Buku Saku diatas. Melalui buku saku ini terdapat edukasi terkait dampak makanan tidak sehat dan bagaimana efek negatif dan efek samping apabila makan makanan tidak sehat dapat dibuat menjadi tabel,” tutup Enno.
4 Sehat 5 Sempurna Diganti Gizi Seimbang
Masyarakat luas saat ini sudah sangat familiar dengan konsep ”4 sehat 5 sempurna” karena konsep ini sudah ada sejak tahun 1952. Empat sehat, berarti menu makanan yang mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Susu, berperan sebagai ‘penyempurna’ dalam konsep ini.
Namun, seiring dengan perkembangan ilmu serta adanya penyempurnaan oleh para ahli gizi, konsep 4 sehat 5 sempurna tidak lagi digunakan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang “Isi Piringku”. Bukan hanya mengatur jenis makanan dan minuman yang seharusnya dikonsumsi setiap kali makan, pedoman ini juga memberikan informasi terkait porsi yang sebaiknya dikonsumsi agar bisa memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari.
Buku saku yang disusun bersama Direktorat PAUD, Kementerian Kesehatan dan UNICEF ini juga mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, buku saku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Lewat bahan advokasi MBG, Kementerian Kesehatan, UNICEF dan Kemendikdasmen ingin meningkatkan konsumsi sayur dan buah anak Indonesia. Sayur dan buah memiliki banyak manfaat yang penting bagi kesehatan kita, namun berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, hanya sekitar 4,5% penduduk Indonesia yang mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia kita diharapkan konsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap harinya.
Peliput : Eko B Harsono
Foto : Ganjar R Sanjaya