Berita
Diklat Teknis Literasi dan Numerasi Guru PAUD, Pengenalan Sains dan Matematika Bentuk Anak Sejak Dini Kritis dan Solutif
Berita 2024-11-06 | 16:05:00
PAUDPEDIA ---- Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidik (Ditjen GTK) Kemendikdasmen, Dr Santi Ambarrukmi menegaskan pentingnya guru PAUD untuk memiliki keterampilan literasi dan numerasi secara tepat yang menguasai konsep pendidikan dan pembelajaran bermain sambil belajar sehingga mampu membentuk dan memfasilitasi perkembangan kognitif anak usia dini dalam menguasai literasi dan numerasi belajar di Satuan PAUD.
Diharapkan para guru dan tenaga kependidikan yang menjadi perwakilan dari tiap-tiap provinsi dalam kegiatan Bimbingan Teknis ini dapat memberikan pengimbasan serta menindaklanjutinya dengan menjadi Training of Trainers bagi guru PAUD di daerahnya sehingga mereka dapat mengaplikasikan kegiatan bermain sambil belajar dalam pengenalan literasi dan numerasi dengan baik.
“Literasi dan numerasi bukan sekadar membaca, menulis, atau berhitung. Namun, lebih dari itu, bagaimana guru bisa membangun kemampuan anak untuk memahami konteks sehari-hari, misalnya kemampuan menyimak dengan baik dan berkomunikasi dengan sopan,” ujar Santi.
Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia, salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Bimbingan Teknis Calon Pelatih Diklat Teknis Literasi dan Numerasi.”
Pelatihan yang berlangsung pada 3-6 November 2024 di Jakarta tersebut dihadiri oleh 99 peserta yang terdiri dari perwakilan Balai Guru Penggerak, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP/BGP), para pendidik PAUD, akademisi, dan praktisi PAUD dari 33 provinsi di Indonesia.
Literasi dan numerasi awal adalah dua keterampilan yang berkembang sejak usia dini dan menjadi faktor penting yang menentukan kesuksesan akademik di kemudian hari. Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Anak dapat mengenali dan melihat hubungan antar pola, simbol dan data, serta dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar matematika di PAUD dapat menjadi cara yang menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan matematika mereka. Dengan menggunakan berbagai aktivitas dan permainan, anak-anak dapat memahami dan menguasai konsep-konsep matematika dengan lebih baik.
Kegiatan belajar matematika di PAUD mencakup berbagai aspek. Salah satu yang paling penting adalah mengembangkan keterampilan dasar berpikir matematis seperti menyortir dan mengasosiasi. Anak-anak diajarkan cara menjumlah dan membagi angka dengan menggunakan berbagai alat bantu visual, seperti baud kerajinan, kartu angka, dan skema. Mereka juga diajarkan untuk mengenali bentuk-bentuk geometris dan memahami simbol dan sifat-sifat matematika.
Belajar matematika di PAUD juga termasuk menemukan hubungan antara berbagai konsep matematika dan menggunakan keterampilan matematika dalam masalah kehidupan nyata. Pendekatan ini membantu anak-anak menghubungkan konsep matematika dengan situasi di dunia nyata dan memahami bagaimana matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Kegiatan belajar matematika di PAUD juga mencakup mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan logis. Anak-anak diajarkan untuk berpikir secara logis dan kritis saat memecahkan masalah, melakukan generalisasi, dan mengambil keputusan. Mereka juga didorong untuk memecahkan masalah dengan cara yang berbeda
Perlu Perhatian Serius
Sementara itu Ketua Tim Pembelajaran, Bardiati, turut menekankan bahwa literasi dan numerasi siswa di Indonesia masih memerlukan perhatian serius. Berdasarkan survei, rendahnya kemampuan literasi dan numerasi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kualitas pendidikan, keterbatasan sarana prasarana, kondisi sosial-ekonomi, serta motivasi belajar yang masih rendah.
“Selama dua tahun terakhir, kami telah mengembangkan model pelatihan literasi dan numerasi dengan mengedepankan konsep Bermain Sambil Belajar yang ramah anak dan lingkungan sekitar. Kami berharap model pelatihan ini dapat diterapkan oleh UPT di seluruh Indonesia,” tambah Bardiati.
Salah satu peserta pelatihan, Putu Dina Yuniarini dari TK Sila Kumara, Kabupaten Badung, Bali, menyampaikan tantangan yang sering dihadapi dalam mengenalkan literasi dan numerasi pada anak usia dini.
Menurutnya, pengenalan literasi dan numerasi tidak sebatas kemampuan calistung (baca, tulis, hitung), tetapi juga pemahaman esensi dari kegiatan belajar tersebut.
“Harapannya, melalui pelatihan ini, saya dapat mengimbaskan metode yang menyenangkan, yakni anak-anak belajar melalui bermain dan memahami makna dari angka dan huruf, bukan hanya menghafal,” jelasnya.
Melalui pelatihan tersebut, Direktorat Guru PAUD Dikmas berharap dapat mencetak pelatih-pelatih kompeten yang nantinya akan menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kualitas literasi dan numerasi anak usia dini di berbagai wilayah di Indonesia.
Disekolah, diharapkan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini melakukan pemetaan kemampuan numerasi anak adalah upaya guru untuk mengetahui kemampuan awal numerasi anak. Hasil pemetaan digunakan sebagai pijakan awal guru untuk menentukan strategi, media, sumber belajar dan merancang kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan anak terkait pengembangan kemampuan numerasi.
Dalam melakukan pemetaan kemampuan numerasi anak guru dapat menganalisa dari data dan informasi yang dihimpun melalui pengamatan secara langsung selama proses belajar, catatan anekdot maupun dokumentasi (foto/video). Komunikasi dengan orangtua juga dibutuhkan untuk melengkapi data dan informasi terkait kemampuan numerasi anak selama di rumah.
Sumber belajar numerasi di satuan PAUD adalah segala informasi yang dapat diakses oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mendukung munculnya kemampuan numerasi anak.
Sumber belajar numerasi pertama harus dengan mudah diakses anak yang merupakan sumber belajar terintegrasi dengan lingkungan sekitar dan keseharian anak. Sumber belajar tersebut antara lain: pertama ingkungan alam sekitar (letak geografis, kekayaan alam, gejala alam, dll) Contoh: jarak rumah dengan pantai, tanaman yang banyak ditemui di pekarangan rumah penduduk, debit air irigasi yang mengairi sawah di sekitar, dll.
Kedua sosial budaya masyarakat setempat (ragam profesi masyarakat, lingkungan sosial, budaya daerah, dll. Contoh: jadwal penjual bakso yang melewati rumah, jarak rumah dengan pangkalan ojek, jumlah ragam hasil bumi yang disajikan dalam festival hasil bumi, dll.
Ketiga keseharian anak baik di sekolah maupun di rumah (rutinitas kegiatan, kebiasaan dalam keluarga. Sebagai contoh: jadwal kegiatan rutin anak di rumah (seperti bangun jam berapa, berangkat sekolah jam berapa, berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan diri sebelum sekolah.
Kegiatan Bimtek Literasi dan Numerasi untuk guru PAUD bertujuan meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dalam memahami dan menerapkan literasi dan numerasi yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Bimtek ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Sehingga, guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif saat merancang pembelajaran.
Penyunting Eko Harsono
Sumber : Siaran Pers Ditjen GTK Kemendikdasmen
InfoTerkini
Menko PMK Praktikno Dorong Sinergitas K/L Percepat Penurunan Stunting
Berita 2024-11-05 | 10:15:00
...
selengkapnya