Berita
Internalisasi ZI WBBM Episode 53, Bangun Generasi Emas Sejak Anak Usia Dini Melalui STEAM
Berita 2025-03-13 | 13:03:00
PAUDPEDIA ---- Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD Dikdasmen melakukan Internalisasi Pembangunan ZI WBBM Episode 53 di lingkungan Direktorat PAUD dengan tema “Siapkan Generasi Emas melalui STEAM bagi Anak Usia Dini”, Kamis (13/3).
Kegiatan dibuka Direktur PAUD, Dr Nia Nurhasanah dengan pembicara Iis Faridah, S.Si., M.Pd sebagai Litbang PAUD Bunda Ganesha Bandung dan Founder Edu Partner Indonesia. Sedangkan moderator Eko Tri Rakhmawati, S.Pd.
Direktur PAUD dalam sambutanya mengatakan transformasi pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan bermutu dan merata untuk semua sesuai visi Kemendikdasmen #Pendidikan Bermutu Untuk Semua menjadi komitmen SDM di lingkungan Direktorat PAUD.
Dikatakan, STEAM yaitu Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu untuk mengembangkan cara berpikir yang holistik. Dalam STEAM, pembelajaran sangat berharga bagi anak karena berbasis penyelidikan sehingga anak aktif dalam eksplorasi, mengajukan pertanyaan dan menemukan solusi.
“Pendekatan ini selaras dengan cara alami anak-anak belajar melalui bermain, eksplorasi, dan rasa ingin tahu. Pendekatan STEAM yang eksploratif serta mengembangkan rasa ingin tahu anak selaras dengan prinsip pembelajaran mendalam yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful),” paparnya.
Dijelaskan, ketika anak terlibat dalam aktivitas STEAM, anak hadir sepenuhnya dalam proses mengamati, menyelidiki, dan merefleksikan pengalamannya. STEAM juga menjawab kebutuhan keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan seperti pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.
“Ketika anak-anak terlibat dalam proyek STEAM sejak dini, mereka belajar menghadapi kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran, mengembangkan ketekunan, dan membangun kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan,” ujarnya.
Ketahanan mental ini akan sangat berharga dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian dunia masa depan. Usia dini merupakan masa fondasi pembentukan sikap dan karakter yang akan bertahan seumur hidup.
“Membangun generasi emas anak Indonesia memerlukan pengembangan yang utuh, baik keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Pendekatan STEAM memungkinkan integrasi harmonis dari berbagai aspek perkembangan anak baik kognitif, sosial emosional, bahasa, seni hingga nilai-nilai agama,” paparnya.
Membangun fondasi STEAM pada usia dini juga berarti mempersiapkan Indonesia untuk transformasi ekonomi menuju industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Dengan menanamkan keterampilan STEAM sejak dini, kita tidak hanya mempersiapkan generasi emas untuk mengisi lapangan kerja masa depan, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui kewirausahaan dan inovasi.
Generasi Emas dan Keterampilan Abad 21
Dalam presentasinya, Litbang PAUD Bunda Ganesha Bandung dan Founder Edu Partner Indonesia, Iis Faridah, S.Si, M.Pd mengatakan Anak-anak yang unggul dalam keterampilan abad ke-21 adalah anak yang berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
“PAUD menjadi fondasi awal dalam pembentukan karakter dan keterampilan dasar generasi emas. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) sebagai pendekatan yang relevan untuk menyiapkan anak dengan keterampilan abad ke-21.
Dijelaskan, pembelajaran yang mengintegrasikan Science – Technology - Engineering – Art - Mathematics dan menjadikan pembelajaran menjadi satu kesatuan utuh dan bermakna. Pembelajaran bermuatan STEAM mengajarkan anak berpikir secara komprehensif.
Anak usia dini memiliki potensi untuk mengembangkan dasar-dasar keterampilan dalam berpikir saintis, teknologi, merekayasa, memiliki rasa seni dan matematis (STEAM). “Potensi ini dapat teraktualisasi apabila anak memperoleh stimulasi pembelajaran melalui kegiatan main yang tepat terkait hal tersebut baik di satuan PAUD maupun di rumah,” ujarnya.
Keterampilan ini akan sangat berguna bagi kehidupan anak saat ini hingga seterusnya sepanjang hayat. Dukungan pendidik dan orang tua sangat diperlukan agar anak mampu mengembangkan rasa ingin tahu, bertanya dan berkreasi sebagai esensi dari pembelajaran STEAM.
Fasilitasi lingkungan fisik dan non fisik dari orang tua dan pendidik perlu dipahami, dipersiapkan dan disediakan bagi anak saat melakukan pembelajaran STEAM melaui kegiatan bermain.
Pembelajaran bermuatan STEAM berfokus pada keterampilan abad ke-21 yakni, aspek kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas. Pengaplikasian pembelajaran bermuatan STEAM dibarengi pembelajaran aktif berbasis masalah.
STEAM di Satuan Pendidikan sangat bermanfaat karena dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Meningkatkan kreativitas dan inovasi sejak dini. Memperkenalkan konsep sains dan teknologi dengan cara yang menyenangkan. Mendorong eksplorasi dan rasa ingin tahu anak. Dan menanamkan kerja tim dan komunikasi yang efektif.
“Pembelajaran STEAM dimulai sejak dini. Namun, STEAM bukan tentang memperlihatkan kartu huruf atau mengajarkan berhitung pada bayi dan balita. STEAM merupakan hal-hal praktis yang dilakukan oleh anak-anak setiap hari,” katanya.
Beberapa contoh dari pembelajaran STEAM adalah memeriksa bentuk, membangun benteng-bentengan dari kardus, bermain “jual-beli”, menuang cairan dan berbagai material lainnya, mengisi dan mengosongkan wadah-wadah dalam berbagai ukuran, dan mencampur berbagai warna cat untuk menciptakan warna baru. Banyak aktivitas sehari-hari anak menggunakan keterampilan STEAM.
Peliput Eko Harsono
InfoTerkini
Internalisasi ZI WBBM Episode 53, Bangun Generasi Emas Sejak Anak Usia Dini Melalui STEAM
Berita 2025-03-13 | 13:03:00
...
selengkapnya