Kabar PaudInspirasi
Zahara, M.Pd, Pendiri PAUD Pelangi dan TK Luar Biasa Cahaya Biru Bogor : Hanya Sebagian Kecil Masyarakat Faham Anak Berkebutuhan Khusus
BUNDA Zahara boleh jadi merupakan sosok perempuan tangguh dari Cikeas, Gunung Putri, Bogor yang menginspirasi lantaran kepeduliannya terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat total. Ditengah kesibukannya mengelola PAUD Inklusi Pelangi, Taman Kanak-kanak Luar Biasa Cahaya Biru dan Sekolah Autisme dengan lugas sejumlah gagasan disampaikan kepada Tim Buku Penulisan Parktik Baik PAUD Inklusi.
“Secara garis besar ada penolakan dari masyarakat terutama yang masih awam terhadap anak berkebutuhan khusus. Mereka menganggap bahwa kebutuhan khusus itu adalah sejenis penyakit yang dapat ditularkan ke anak lainnya. Misalnya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia kebutuhan khusus. Hanya Sebagian kecil saja dari masyarakat umum yang mengenal dunia kebutuhan khusus ini,” katanya lugas.
Pengetahuan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus ini, menurut dia, pada umumnya dimiliki oleh masyarakat dengan profesi dan pendidikan yang lebih tinggi, mereka sudah mengetahui mulai dari apa itu anak berkebutuhan khusus, jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, ciri-ciri anak berkebutuhan khusus, dan persepsi mereka saat pertama kali bertemu dengan anak tersebut sudah baik. Mereka beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan pribadi yang unik. Masyarakat kalangan menengah kebawah dan pendidikan yang rendah sama sekali kurang mengetahui mengenai apa dan bagaimana anak berkebutuhan khusus tersebut, mereka hanya sebatas mengetahui apa yang sering mereka jumpai dalam keseharian mereka.
Dalam penggunaan istilah anak berkebutuhan khusus masih belum semua warga menggunakan istilah tersebut, karena warga masih banyak menyebut anak berkebutuhan khusus dengan anak cacat. Interaksi sosial masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus sudah mulai terjalin dengan baik pada beberapa warga saja tetapi masih terdapat masyarakat yang tidak mau berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus dengan alasan tidak memiliki kepentingan dengan mereka sehingga acuh dan tidak memperdulikan keberadaan anak itu. Seharusnya sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus adalah memberikan respon sikap positif sehingga tidak ada masyarakat yang menunjukkan sikap penolakan atau tidak menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus. Dalam dunia Pendidikan pun seharusnya pandangan masyarakat terhadap pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus sudah baik, masyarakat harus berpandangan bahwa pendidikan itu sangat penting karena semua anak wajib mendapatkan pendidikan.
Beruntung keluarga sangat mengapresiasi kegiatan yang diakukan. Mereka juga sudah memahami dan ikut memberikan pemahaman yang positif terhadap orang-orang disekitarnya. mengajarkan keluarga untuk memandang seorang yang berkebutuhan khusus itu sebagai seorang teman dengan fisik yang berbeda bukan objek. Melainkan subjek yang kedudukannya sama pentingnya dengan teman-teman yang lain. Mereka tidak boleh memberikan perlakuan tidak sopan dan melecehkan. Walau teman yang berkebutuhan khusus tersebut membutuhkan bantuan, tapi ajarkan mereka bertanya terlebih dulu. juga menekankan pentingnya menghindari teman yang berbeda (ABK) sebagai bahan bercanda. Olok-olok yang tidak membawa manfaat sama sekali. Baik pada diri keluarga sendiri, teman satu kelompok, maupun pada teman yang sengaja disakiti. Tidak menambah jumlah teman, malah memperkeruh hubungan sehari-hari yang tentunya berpengaruh pada kehidupannya.
Perhatian Pemerintah
Terkait dengan peran dan perhatian Pemerintah, menurut dia Pemerintah sudah berusaha untuk memperhatikan PAUD Inklusif, tetapi nyatanya jangkauan dan penerapannya masih belum merata ke berbagai tempat. Masih banyak diluar sana anak berkebutuhan khusus yang belum bisa merasakan Pendidikan seperti anak pada umumnya. Masih banyak juga diluaran sana anak-anak berkebutuhan khusus yang masih terkucilkan dalam lingkungannya karena kurangnya pemahaman masyrakat.
Pemerintah menurut dia seharusnya memberikan diklat, penataran, ataupun workshop yang lebih intensif kepada tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan dalam bidang inklusif dengan materi pembahasan tentang penyempurnaan kurikulum sekolah, Kebijakan Sekolah, Pembinaan menjadi tenaga yang profesional atau kompetensi yang harus dimiliki oleh personil sekolah, teknik dan prosedur penyediaan sarana prasarana, dan pemahaman tentang manajemen sekolah untuk menjadikan sekolah yang bermutu dapat menerapkan strategi yang efektif dengan mengoptimalkan unsur-unsurnya yang mencakup kurikulum, kebijakan sekolah, tenaga yang profesional, sarana dan prasarana, dan manajemen sekolah untuk mengembangkan PAUD Inklusif agar proses pembelajaran dan pendidikan di PAUD Inklusif berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
“Dalam pengembangan PAUD Inklusif pun semestinya berkolaborasi dengan semua pihak, sehingga beban yang berat untuk memenuhi unsur-unsur strategi efektif yang diperlukan dalam mengembangkan sekolah akan menjadi ringan dan pada akhirnya harapan untuk menciptakan sekolah yang bermutu akan tercapai,” ujarnya.
Terkait suka dan duka dalam mengembangkan PAUD Inklusi, memang memiliki cerita yang cukup berliku. Penolakan lingkungan terhadap ketertarikan mendalami dunia ABK, penipuan dalam pembelian gedung sekolah, gagasan yang dipatahkan atau dianggap remeh berkali-kali, ketiadaan dana untuk operasional sekolah, dan lainnya sudah jalani. Berkat keyakinan hati memperjuangkannya lah Sekolah dapat berdiri seperti sekarang ini.
Dimulai ketika dia mengajar pada Lembaga Pendidikan Swasta. Ketika itu ada seorang Anak berkebutuhan khusus yang mendaftar pada Lembaga tersebut, akan tetapi Lembaga tersebut menolak untuk menerima dengan alasan tidak ada tenaga ahli dibidang itu. Mendengar hal itu hati kecilnya erketuk, berapa banyaknya anak yang tidak terjangkau oleh Pendidikan yang seharusnya ia dapati, berapa tidak adilnya dunia bagi mereka. Berbekal ilmu yang punya, kemudian berinisiatif untuk membangun sendiri sebuah sekolah yang menerima segala macam kebutuhan anak tanpa membatasi usia.
Tempat terapi yang sekaligus include sekolah agar mereka merasakan apa yang anak lain rasakan. Berkat gaji yang kumpulkan, mulai merintis Sekolah dari nol. Mulai mencicil pembelian Gedung sekolah (yang akhirnya berujung pembatalan transaksi dan hangusnya uang cicilan selama 2 tahun), mencicil pembelian sarana dan prasarana penunjang Pendidikan dan lain sebagainya. Karena keyakinan tadilah akhirnya sekolah ini dapat berkembang seperti saat sekarang ini. Semua progress yang dialami anak menjadi kepuasan tersendiri bagi . senang melihat mereka mampu bersaing dengan anak lainnya dilingkungan yang sama. mulai dikenal baik dalam penanganan Anak Berkebutuhan Khusus karena reputasi . Mulai dipercaya untuk menjadi narasumber dalam seminar-seminar nasional, menjadikan sekolah sebagai percontohan, dan lain sebagainya.
Bantuan Pemerintah
Sekolah PAUD Inklusi Pelangi dan TK Luar Biasa Cahaya Biru dikatakan menerima bantuan BOP dari Direktorat PAUD. Sekolah tidak ada menerima bantuan lain dari pihak manapun. Dalam hal pengelolaannya, bantuan ini langsung digunakan untuk keperluan sekolah seperti sarana dan prasarana, infrastruktur, inventaris, alat-alat pembelajaran dan kebutuhan lainnya. Dengan adanya bantuan ini, pihak sekolah cukup terbantu meskipun masih jauh dari kata cukup, apalagi bantuan ini turun secara berkala dan dengan kapasitas yang belum pasti.
Sekolahnya beroperasional hampir keseluruhan dari pendapatan pribadi sekolah dan tambahan oleh pemilik sekolah. Biaya pembangunan gedung, pengadaan sarana dan prasarana, honorarium tenaga kependidikan sebagainya. Sekolah harus sangat teliti dalam pengelolaannya karena semua pendapatan tersebut harus diratakan untuk semua aspek yang membutuhkan pengeluaran. Mengingat pendapatan sekolah yang sebagian besar berasal dari murid, sekolah harus tetap memberikan pelayanan terbaik. Pembayaran uang sekolah ini pun dikategorikan oleh Sekolah kedalam tiga kategori yaitu: Pembayaran gratis total untuk peserta didik yang tidak mampu dalam hal ekonomi dan anak yatim. Sekolah tidak ada melakukan persyaratan tertulis apapun terkait pembayaran gratis ini.
Pembayaran yang disesuaikan dengan kemampuan orangtua peserta didik. Kategori ini disesuaikan dengan dengan tingkat pekerjaan orangtua. Pembayaran penuh sesuai dengan pembayaran standard sekolah. Kategori pembayaran ini diperuntukkan untuk orangtua yang dinilai mampu secara finansial oleh pihak. Sekolah melakukan kategori ini karena menimbang dari segi kemanusiaan, karena setiap anak berhak mendapatkan Pendidikan yang setara. ingin membantu untuk mewujudkan kesetaraan baik itu bagi anak umum dan Anak Berkebutuhan Khusus dalam dunia Pendidikan.
Bagaimana model pembelajaran yang dilakukan dilembaga ibu? Apa saja Inovasi yang dilakukan? Metode MANA BUKU yang kembangkan ini bertujuan agar anak dapat mandiri dikarenakan tahapannya sangat berguna bagi Anak berkebutuhan Khusus untuk mandiri serta mampu melakukan kegiatan sehari-hari juga ketika pendidik mempunyai kesulitan untuk mengajarkan Anak berkebutuhan Khusus. Kata kunci untuk inovasi ini adalah : “Bersama Pelangi Kami Bisa Mandiri”. Metode MANA BUKU (Memandirikan Anak Berkebutuhan Khusus) memiliki langkah/teknik pengajaran utama yaitu Teknik No No Show.
Dalam proses pembelajarannya terdiri atas : Tahap 1 : 1, yaitu satu orang guru mengajar satu orang murid, hal ini dilakukan jika siswa tersebut masih memiliki perilaku yang buruk dan belum mematuhi intruksi. Kenapa tidak digabung?, salah satu kelebihan anak dengan kebutuhan khusus yaitu Meniru, jika ia digabung dengan teman yang masih memiliki perilaku yang buruk, maka ia akan meniru tingkah laku temannya tersebut. Tahap 1 : 2, yaitu satu orang guru mengajar dua anak, hal ini dilakukan jika anak sudah baik dalam berperilaku dan sudah mematuhi intruksi.
Mengapa digabung?. Untuk melihat sampai mana perkembangan anak dalam bersosialisasi dan juga untuk mengembangkan kemampuannya tersebut. Kita dapat mengaku bagaimana ia berteman, komunikasi yang terjalin, dan interaksinya belajar dengan teman sekelas. Tahap 1 : 3, yaitu satu orang guru mengajar tiga anak, dilakukan ketika anak sudah berkembang dengan 1 : 2, disini kita melihat bagaimana ia memiliki dua orang teman, apakah ia memiliki rasa cemburu ketika temannya berteman dengan yang lain atau tidak, disini kita juga mengajarkan bagaimana berteman dengan lebih dari satu orang. Tahap 1 : 4, pada tahap ini satu orang guru mengajar empat anak, dilakukan jika anak sudah berkembang dengan 1 : 3. Pada tahap ini anak akan mulai membuat kelompok dalam belajar seperti kelompok pertemanan.
Tahap 1 : 5, pada tahap ini satu orang guru mengajar lima anak, dilakukan jika perkembangan anak pada tahap 1 : 4 sudah berkembang dengan baik. Anak akan diajarkan menjalin kebersamaan dalam belajar, bagaimana menghargai pendapat temannya yang lain, dan belajar berdiskusi dalam memecahkan suatu masalah sederhana. Tahap 1 : 6, satu orang guru mengajar dengan enam orang anak, dilakukan jika anak sudah berkembang dengan baik pada tahap 1 : 5, pada tahap ini anak akan belajar dalam kelompok yang besar, anak mulai bekerja sama membentuk sebuah tim, menumbuhkan rasa kompetitif antar anak untuk menjadi yang terbaik. Tahap 1 : 20, satu orang guru membimbing 20 anak yang merupakan Inklusi (ada anak berkebutuhan khusus dan anak normal), dilakukan jika anak sudah benar-benar mantap dan siap untuk belajar dalam kelompok yang lebih luas, pada tahap ini akan tampak proses interaksi dan komunikasi anak.
Anak akan diasah kemampuan bersosialisasinya, ia akan belajar untuk mengemukakan pendapat dimuka forum yang lebih besar. Tahap ini merupakan tahap akhir bagi anak yang berkebutuhan khusus yang setelah itu dilepas kesekolah umum. Ini merupakan tahap persiapan bagi anak berkebutuhan khusus untuk menuju sekolah umum tanpa mengunakan Shadow Teacher dan mampu bersosialisasi dengan orang - orang yang ada dilingkungan sekitar Anak. Metode MANA BUKU menerapkan pembelajarannya dengan system Sentra. System Sentra yaitu pengelolaan kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif anak.
System Sentra ini menekankan pada dukungan pengembangan minat, potensi dan kekuatan anak. Bermain dijadikan sebagai kerja sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya. Guru berperan sebagai fasilitator anak dalam mengembangkan kecakapan berpikir aktif, anak diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia sekelilingnya. Pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan di dalam “lingkaran” (circle) dan sentra bermain. Lingkaran yaitu pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan (peraturan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain.
Sentra bermain adalah area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat Alat Permainan Edukatif yang berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor, bermain peran dan bermain konstruktif membangun imaginasi anak.
Nama : Hj. Zahara, S. Pd., M. Psi. Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Jln. Radar Auri Gg. Ramitor Rt. 07 / RW. 014 No. 33/4 Tempat, Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 05 Mei 1967 Status : Menikah Agama : Islam E-mail : zaharapas67@gmail.com PENDIDIKAN FORMAL ♣ 2008 – 2009 : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pelita Bangsa (Jurusan Bimbingan Konseling). ♣ 1984 – 1987 : SMEA Negeri Lhokseumawe ♣ 1981 – 1984 : SMP Negeri 3 Lhokseumawe ♣ 1981 – 1975 : SD Negeri 7 Lhokseumawe PENDIDIKAN NON FORMAL ♣ 2003 – 2004 : Surat Tanda Selesai Belajar Lembaga Pendidikan Pembimbing Kelompok Bermain Tadika Puri Medan ♣ 2017 – Sekarang : Narasumber dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk Pelatihan guru – guru yang mengajar di Sekolah Inklusif.
Sumber | : Best Practice PAUD Inklusif Direktorat PAUD |
2022-07-13 | 19:11:00
InfoTerkini
Kemendikbudristek Dorong Dinas Pendidikan Berkolaborasi Susun Strategi Pendampingan Sekolah Tingkatkan Kualitas Layanan
Berita 2024-04-26 | 13:00:00
PAUDPEDIA —- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Kebuda...
selengkapnyaTransformasi Digital Membutuhkan Dukungan dan Komitmen Ekosistem Pendidikan
Berita 2024-04-26 | 10:30:00
Jakarta, Kemendikbudristek — Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendi...
selengkapnyaMenumbuhkan Kesadaran Beragama pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-04-26 | 10:05:00
PAUDPEDIA — Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, Pengenalan agama merupakan bagian penting dalam membantu anak memahami nilai-nilai agama, membangun hubungan positif dengan Tuhan dan se...
selengkapnyaBimtek Pendampingan Sekolah Regional 1, Tingkatkan Kualitas Layanan Pendidikan Diikuti 51 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Berita 2024-04-23 | 19:25:00
PAUDPEDIA — Sebanyak 51 pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota menghadiri selengkapnya