Kabar PaudInspirasi
Agnes Rini Astuti, PAUD Inklusi Cemara Kasih Jembrana, Bali
Quote :
Mengajak orangtua dan guru terlibat dalam upaya menghidupi PAUD Inklusi dengan membuat sejumlah kerajinan
KESAN pertama ketika berkenalan dengan pendiri Yayasan Pandansari, Agnes Rini Astuti adalah sebuah senyuman mengembang dan berseri-seri bak mawar merekah. Namun, itu bukan kesan terakhir yang akan kita ingat terhadap dirinya.
Semangat, tekad, dan motivasi ibu satu anak ini untuk membuat anak-anak kampung dan marginal di Jembrana, Bali, memperoleh layanan pendidikan sejak usia 3 hingga 6 tahun secara layak patut diapresiasi dan diacungi jempol. Khususnya perhatiannya terhadap kehadiran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Pemerintah pun mengapresiasi upaya yang dilakukan Agnes lewat PAUD Inklusi Cemara Kasih. Agnes dinilai berhasil membuat lembaga Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang hampir satu dasawarsa peduli terhadap hak anak memperoleh layanan pendidikan sejak usia dini di Jembrana, Bali, khususnya terhadap Anak Berkebutuhan khusus (ABK) dari kaum marginal.
Bagaimana perempuan kelahiran Magelang, 8 April 1980, ini mengembangkan PAUD Inklusi Cemara Kasih? Agnes mengakui, jika mengandalkan uang PAUD Inklusi, tidak mungkin bisa membuat lembaga pendidikan bagi anak-anak sejak usia dini secara baik. "Saya juga mengajak orangtua dan guru terlibat dalam upaya menghidupi PAUD Inklusi dengan membuat sejumlah kerajinan, makanan dan minuman yang kemudian kita jual kepada masyarakat, khususnya para turis," ujar Agnes.
Saat datang ke Jembrana, hal pertama yang ada di benaknya bagaimana merevolusi pendidikan untuk anak-anak usia 0 hingga 6 tahun. "Saya ingin layanan pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang berkualitas dapat dirasakan anak-anak kampung dan anak-anak marginal di tempat tinggal saya. Dan anak berkebutuhan khusus dapat terlayani haknya," katanya.
Agnes pun bergerak mencari dukungan banyak pihak agar cita-citanya membuat PAUD Inklusi dan layanan khusus bagi anak-anak tidak mampu dapat terealisasi. Dia mengembangkan program pembelajaran siswa aktif untuk mereka dengan pembelajaran holistik dan multidisiplin menjadi fokus utama. Tidak hanya pada membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga pada keterampilan hidup, termasuk mencintai dan merawat orang lain, mendapat kebutuhan gizi, berkebun, memasak, sopan santun dan kebersihan, pengelolaan limbah, keamanan, bahkan kewirausahaan.
Ketika membangun PAUD Inklusi Cemara Kasih, yang ada di benaknya adalah pendidikan berkelanjutan. Agnes tahu ada empat pemain kunci dalam pengembangan pendidikan di desa: anak-anak, orangtua, tokoh adat, dan guru.
Agnes mengimplementasikan ilmu pendidikan yang diperoleh di perguruan tinggi. Dalam mengajar, dia mencari jalan bagaimana bisa mengajak kaum marginal mau ber PAUD Inklusi.
Agnes menciptakan paradigma baru bahwa investasi sosial di tengah keluarga miskin harus dimulai sejak anak-anak mereka masih berusia 0 hingga 6 tahun.
Akhir tahun lalu--minggu pertama Desember 2018--Agnes Rini Astuti mendapat penghargaan "Sosok Pegiat Pendidikan Usia Dini Berprestasi" dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penghargaan diberikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi di sela Dialog Nasional Kebijakan PAUD di Bandung, Jawa Barat.
Sebelum mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah Provinsi Bali, baru-baru ini Agnes memperoleh penghargaan atas keunggulannya dalam kurikulum PAUD Inklusi. Pada 7 November 2018, dia diundang melatih 50 guru PAUD Inklusi untuk membantu meningkatkan lembaganya dengan menggelar program pelatihan kurikulum bermuatan lokal khas tradisi masyarakat Bali menjadi sumber pembelajaran aktif di PAUD.
Pelatihan digelar di Negara, Bali Barat. Pelatihan ini satu langkah maju untuk meningkatkan pendidikan pra PAUD Inklusi di seluruh Bali. Salah satu momen terobosan terbesar bagi 50 guru yang menerima pelatihan adalah mengajar siswa mereka tentang budaya Bali. Dengan pendekatan holistik, para guru melihat pentingnya mendidik anak-anak tentang nilai-nilai dan perayaan Bali demi melestarikan budaya untuk generasi mendatang.
Kita dapat menemukan Agnes bepergian ke PAUD Inklusi-PAUD Inklusi tetangga untuk melatih sejumlah guru yang bersemangat dan sangat tertarik dengan terobosan ini.
"Selain terus berinovasi mengembangkan pendidikan di PAUD Inklusi Cemara Kasih, saya memang dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi sumber belajar bagi guru-guru PAUD lain. Kami saling berbagi ilmu dan pengalaman. Dari situ banyak manfaat serta hal baru yang dapat dikembangkan di PAUD Inklusi masing-masing," ujarnya.
Mimpi Besar
Agnes memiliki misi besar yang mengesankan untuk PAUD Inklusinya di desa. Itu dilakukan dengan mendidik anak marginal, keberlanjutan, dan budaya melalui pembelajaran aktif orangtua yang terintegrasi dalam lingkungan alam. Misi ini didorong oleh nilai-nilai dalam lingkungan yang mendukung, inklusif, dan multi-agama.
Agnes bersama guru serta sejumlah orang tua menjual aneka perhiasan buatan tangan untuk membiayai gedung PAUD Inklusi pertamanya yang dibuka pada 2010. Ini dimulai dalam ukuran kamar hotel standar. Dengan bantuan komunitasnya, Agnes mampu membangun dua ruang kelas tambahan.
Enam tahun sejak ia membangun PAUD Inklusi pertama, masyarakat telah berevolusi dari 17 anak-anak kurang mampu yang ditampung di PAUD Inklusi Cemara Kasih menjadi puluhan anak dalam kurun waktu dua tahun Sejumlah anak berkebutuhan khusus pun akhirnya dilayani. Anak-anak ini dicampur antara anak-anak dari keluarga yang sangat miskin dengan anak-anak mampu.
Di PAUD Inklusi Cemara Kasih, anak-anak, guru, orangtua, dan tetangga desa setempat belajar, bekerja, dan bermain bersama untuk menginspirasi dan mendorong satu sama lain dalam menjalani kehidupan yang bertujuan membuat semangat toleransi, persatuan, dan gotong royong lebih hidup di Bali. "Ini bukan hanya tentang PAUD. Ini tentang paradigma baru yang merangkul, pertama dan terutama, pendidikan, budaya, dan keberlanjutan," katanya.
Misi Agnes tidak terbatas pada ruang kelas. Dia punya rencana besar untuk ekspansi yang akan mencakup pertanian organik untuk melibatkan masyarakat dan balai pelatihan khusus bagi guru.
Taman Lalu Lintas
Inovasi lain yang dikembangkan PAUD Inklusi Cemara Kasih adalah Program Om Telolet Om (Tertib Lalu Lintas) atau program Taman Lalu Lintas bagi anak usia 0 hingga 6 tahun. Siapa sangka ide atau gagasan awal dimulainya pengembangan taman lalu lintas dari pelosok desa di Jembrana kemudian menular ke sejumlah tempat di Indonesia.
Tahun 2006 di Jembrana, sebuah PAUD mulai mengembangkan konsep Taman Lalu Lalu Lintas dirintis PAUD Cemara Kasih. Taman ini diresmikan Wakapolres Jembrana Kompol Wimboko.
Mabes Polri mengapresiasi program sosialisasi lalu lintas bagi anak-anak PAUD ini. Menurut Agnes, program ini akan menumbuhkan kesadaran berlalu lintas sejak anak-anak sehingga bisa terhindar dari bahaya di jalan raya. "Jika sudah ditanamkan sejak dini, mereka akan mengingat selamanya dan menjadi manusia yang tertib berlalu lintas," katanya.
Dia mengharapkan dengan sosialisasi ini akan meningkatkan kesadaran dalam berlalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan. Diharapkan orang tua juga menanamkan cara berlalu lintas yang benar kepada anak-anak sehingga tidak ada perilaku menyimpang.
Keberhasilan dari tujuan pendidikan, menurut dia, tidak lepas dari peran serta dan komunikasi yang baik antara warga PAUD Inklusi dan pemangku kepentingan atau stakeholder. "Kami ingin menjalin komunikasi dengan banyak pihak untuk memantau segala kegiatan di PAUD Cemara Kasih. Salah satu sarananya melalui website. Kami akan menuliskan hal-hal penting yang berhubungan dengan kegiatan di PAUD Cemara Kasih," katanya.
Orangtua dan pembaca bisa menuliskan pesan atau saran untuk kepentingan bersama. Dengan cara itu, diharapkan semua kegiatan yang ada di PAUD Cemara Kasih merupakan tanggung jawab bersama.
Lima tahun silam, ratusan anak ditemani orangtua mengikuti serangkaian kegiatan yang dipusatkan di Gedung Bung Karno Jembrana. Berbagai kegiatan itu digelar dalam rangka program percontohan PAUD tahun 2013 dengan tema pentingnya parenting dalam pendidikan usia dini anak.
Kegiatan yang diselenggarakan, antara lain jalan sehat dengan rute mengitari halaman Gedung Kesenian Bung Karno, mewarnai layang-layang yang menonjolkan aspek kerja sama antara anak dengan orangtua, juga diadakan workshop yang melibatkan seluruh stakeholder layanan PAUD di daerah itu.
Agnes mengatakan, dipilihnya parenting (pendidikan berbasis keluarga) sebagai tema kegiatan mengingat perannya yang luar biasa dalam kesuksesan program-program pendidikan anak sejak dini. Partisipasi masyarakat dan keluarga ini terbukti dapat membantu pencapaian perkembangan anak.
"Pahlawan bagi anak usia dini adalah sosok yang bisa menjaga dan mengayomi secara nyata. Karena itu, kebersamaan dengan keluarga adalah kebahagiaan tak terkira bagi mereka karena akan memupuk karakter untuk peduli terhadap sesama," katanya.
Karena itu, pada lomba mewarnai layang-layang, tidak hanya anak yang berlomba, tapi juga orangtua ikut saling bantu dan kerja sama. Agnes berpandangan, perlu adanya keseimbangan antara pendidikan anak usia dini di lembaga PAUD dengan pemberdayaan anak di keluarga masing-masing guna mencapai tumbuh kembang anak yang optimal.
Meskipun saat ini dia mengakui keberadaan PAUD sudah menjamur hingga ke pelosok, tapi tidak mengurangi peranan keluarga dalam mendidik anak, khususnya sejak usia dini. "Program PAUD yang berhasil adalah yang seimbang antara layanan kegiatan anak di lembaga PAUD dan pola pengasuhan di rumah," tuturnya.
Nama : Agnes Rini Astuti
Tempat/tanggal lahir: Magelang, 8 April 1990
Profesi : Guru dan Kepala PAUD Inklusi PAUD Cemara Kasih
Suami : Agustinus Susanta
Anak : Gratia Mega Susanta
Pendidikan : Sarjana Pendidikan IKIP Yogyakarta
Sumber | : | Best Practice PAUD Inklusif Direktorat PAUD |
2022-07-12 | 16:50:00
InfoTerkini
Kemendikbudristek Dorong Dinas Pendidikan Berkolaborasi Susun Strategi Pendampingan Sekolah Tingkatkan Kualitas Layanan
Berita 2024-04-26 | 13:00:00
PAUDPEDIA —- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Kebuda...
selengkapnyaTransformasi Digital Membutuhkan Dukungan dan Komitmen Ekosistem Pendidikan
Berita 2024-04-26 | 10:30:00
Jakarta, Kemendikbudristek — Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendi...
selengkapnyaMenumbuhkan Kesadaran Beragama pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-04-26 | 10:05:00
PAUDPEDIA — Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, Pengenalan agama merupakan bagian penting dalam membantu anak memahami nilai-nilai agama, membangun hubungan positif dengan Tuhan dan se...
selengkapnyaBimtek Pendampingan Sekolah Regional 1, Tingkatkan Kualitas Layanan Pendidikan Diikuti 51 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Berita 2024-04-23 | 19:25:00
PAUDPEDIA — Sebanyak 51 pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota menghadiri selengkapnya