Kabar PaudInspirasi
Sriyono Abdul Qohar, Penyandang Cacat Jadi Guru PAUD Raih Penghargaan
KABAR baik masuk ke whatsapp Tim Penulis Buku Praktik Baik PAUD Inklusi. Sahabat yang memberi kabar adalah Sriyono Abdul Qohar, seorang guru penyandang disabilitas yang menjadi penyelenggara PAUD Inklusi “Gembira Ria” di Blora, Jawa Timur.
Apa kabar mas, semoga baik-baik ya. Sekadar menginformasikan, sore ini saya ada di Inews TV. Minggu lalu di tv local tapi sampeyan enggak bisa nonton karena cuma untuk warga Blora. Kalo sempat nonton Inews ya mas, soalnya itu tv nasional?.
Demikian pesan mas Sriyono yang segera dibalas tentunya. Percakapan pun terbangun setelah berbagi kabar. Dia juga menginformasikan bahwa sekolahnya telah menerima Bantuan Operasional Pendidikan 2020. Bantuan tahap pertama tersebut dirasakan manfaatnya bagi guru dan juga siswa.
“Alhamdullilah mas di tengah pandemi ini kami sudah menerima BOP. Guru-guru sangat senang sekali karena bisa menjadi tambahan buat dapur. Juga anak-anak dan orangtua, mereka bisa membeli pulsa dan mengikuti kegiatan belajar dari rumah,” tukasnya.
Tahun 2019 lalu, dia menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional, Nadiem Anwar Makarim atas dedikasinya di tengah keterbatasan fisik yang dimiliki dia berhasil membuat anak-anak berkebutuhan khusus di kampungnya bersekolah.
Pemerintah memberikan apresiasi kepada Sriyono karena dia melalui sekolahnya berhasil mengembangkan pendidikan inklusif. Yaitu sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya.
Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil.
Sekolah inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidikan dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya.
Sempat Putus Asa
Sriyono Abdul Qohar (35) sempat merasa putus asa saat melamar menjadi guru di berbagai sekolah di Blora, Jawa Tengah sejak lulus dari D2 STAIM Blora tahun 2005. Ia telah melamar untuk menjadi guru mulai dari sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs) baik sekolah negeri maupun swasta.
"Ditolak sebagai guru mungkin karena saya seorang cacat," ujar Sriyono yang merupakan seorang penyandang disabilitas yakni tunadaksa. Sekitar empat tahun lamanya ia melamar ke sekolah-sekolah. Informasi lowongan guru ia dapatkan dari rekan-rekannya dan penolakan pun selalu ia dapatkan.
"Padahal sekolah waktu itu saya tahu butuh guru," tambahnya. Pihak sekolah yang ia lamar, menurutnya, menolak dengan alasan posisi guru sudah tak ada. Namun, ia tak patah semangat. Gagal melamar menjadi guru, ia melanjutkan S1 STAIM Blora lulus tahun 2009. Di tahun 2008, Sriyono terpikir mendirikan sekolah.
Awalnya Sriyono mendapatkan informasi seorang bidan desa pada tahun 2008. Tahun itu, menurutnya, pemerintah pusat sedang mencanangkan program sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ia kemudian mencari informasi tentang pendirian sekolah PAUD. Pada tahun ajaran 2008/2009, Sriyono membuat sekolah PAUD dengan mengundang serta mengumpulkan orang tua di sekitar rumahnya yang mempunyai anak usia PAUD.
"Alhamdulillah mereka peduli dan menyekolahkan anaknya pada waktu hanya berjumlah 23 anak kemudian mengajukan proposal ijin sekolah PAUD, tepat tgl 1 November 2009 sudah berijin dari Diknas Kabupaten Blora," ujarnya. Sekolah yang ia dirikan bernama PAUD Gembira Ria. Lokasinya berada di tanah kelahiranya yakni Desa Sendangmulyo, Kecamatan Ngawen, Blora.
Konsep Inklusi Gratis
Konsep yang ia tawarkan adalah sekolah inklusi gratis untuk anak-anak usia dini. Ia kemudian mengajar di PAUD Gembira Ria dengan bermodalkan semangat mengajar, dana yang terbatas, perlengkapan seadanya, dan rekan-rekannya yang juga membantu mengajar.
"Orang tua hanya titip uang jajan Rp. 2000 yang dikelola oleh paguyuban orang tua wali murid apabila sisa untuk kegiatan-kegiatan pengembangan kreatif anak, parenting orang tua, dan transport belajar di luar kelas," ujarnya. Saat mengajar di PAUD Gembira Ria, ia tak memikirkan penghasilan. Sriyono juga bergabung di komunitas difabel untuk meningkatkan penghasilannya.
"Di sana ada kegiatan membatik. Dari itulah saya untuk mencukupi sehari-sehari. Mulai pengelolaan batik, pemasaran, belanja untuk kebutuhan," tambah Sriyono. Ia juga mengaku kerja serabutan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti memperbaiki alat elektronik. Bila ada sisa, ia menyisihkan uang untuk membeli alat-alat belajar untuk PAUD Gembira Ria. Agar orangtua tidak malu Lihat Foto Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini.
Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora. Sriyono mengatakan terinspirasi untuk menjadi guru dari seorang pensiunan guru. Ia diminta untuk bersekolah hingga tingkat perguruan tinggi.
"Guru itu di benak saya adalah seorang yang sangat berjasa memberikan ilmu, dihormati murid, pemberi motivasi anak yang dikenang namanya sepanjang masa," ujar Sriyono bersemangat. Ia terus mengajar di PAUD Gembira Ria dengan bantuan semangat dari istrinya. Sriyono mengaku suka berinteraksi dengan anak-anak.
"Anak-anak selalu menyambut saya. Saya kangen saja kalau gak masuk. 2-3 hari pasti ditanyakan ke mana," ujar Sriyono. Ia bermimpi untuk mendirikan PAUD inklusi untuk disabilitas. Menurutnya, orangtua yang memiliki anak usia dini dengan status disabilitas akan malu untuk menyekolahkan anaknya. "Saya ingin memotivasi orangtua agar anaknya tetap di sekolah PAUD," tambah Sriyono.
Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.
Selama ia mengajar, muridnya tergolong beragam. Ia pernah mendapatkan murid disabilitas seperti tuna rungu, hiperaktif, dan tuna wicara. Sriyono adalah salah satu potret guru penyandang disabilitas yang terus mengabdi untuk dunia pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Terlahir sebagai seorang tuna daksa, ia berprinsip untuk terus berjalan meskipun orang lain berkata apapun.
"Ini pembuktian bagi saya, difabel bisa mengajar walaupun di sekolah PAUD," kata Sriyono. Sriyono bersama Tutik Isyani dari Boyolali mendapatkan penghargaan Kategori Penyandang Cacat Peduli PAUD. Penghargaan diberikan Direktur Pembinaan PAUD Muhammad Hasbi.
"Saya sangat bangga dan senang bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia di dunia pendidikan PAUD terkhusus buat teman-teman disabilitas indonesia untuk tetap berkarya," kata Sriyono. Ia menyebutkan keterbatasan tidak menghalangi untuk berkarya sesuai kemampuan yang dimiliki walaupun sekecil apapun. "Buktinya hanya seorang difabel tetapi bisa membawa nama harum kota kelahiran saya yaitu Kabupaten Blora. Kado untuk Blora yang akan memperingati Hari Jadi Blora," ujarnya. Sriyono merupakan salah satu dari banyak penyandang disabilitas inspiratif di Indonesia. Kisah Sriyono membuktikan bahwa disabilitas bisa berkarya asal
Sebagai penyandang tunadaksa Sriyono Abdul Qohar merasa dunia pendidikan adalah panggilan hidupnya. Padahal pria asal Blora, Jawa Tengah ini berkali-kali ditolak ketika melamar menjadi guru. Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanawiyah, dari yang swasta hingga yang negeri tak ada satu pun berhasil ia lamar. Empat tahun berlalu dan tak satu pun sekolah mempekerjakannya.
Lulusan D2 STAIM ini tak patah arang, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S1 di STAIM. Pada akhirnya ia mampu mendirikan PAUD di kampung halamannya yaitu Desa Sendangmulyo, Ngawen, Blora, Jawa Tengah.
Sekolah ini dibangun dengan uang sendiri. Ia pun bekerja sama dengan orangtua di sekitar untuk menyekolahkan anaknya di PAUD tersebut.PAUD Gembira Ria yang dibangun pria berusia 35 tahun ini mengajarkan anak-anak tanpa dipungut biaya. Bangunan yang digunakan pun menumpang dari sebuah madrasah.
Kini, bangunan PAUD sudah difasilitasi oleh pihak desa. Muridnya pun sebanyak 35 anak. “Gurunya ada tiga dan kepala sekolahnya saya sendiri,” ujar Sriyono dalam unggahan Facebook pribadinya (Sriyono Abdul Qohar).
Semangatnya di dunia pendidikan tak pernah padam. Baginya, guru adalah panutan murid dan manfaatnya tak akan pernah hilang bagi anak yang telah dididik. Usahanya ini membuahkan hasil, ia bahkan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pegiat PAUD 2019. Disabilitas bukan alasan pria lulusan pendidikan agama islam ini untuk berhenti. Ia meyakini bahwa kekurangan adalah kelebihan untuk membangun Indonesia lebih maju.
Awalnya Ditolak Warga, Kini Mengharumkan Nama Blora
Piagam penghargaan bernomor 119844/MPK.C/PM/2019 yang ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Nadiem Anwar Makarim, tertanggal 6 November 2019 tergantung di PAUD Inklusi Gembira Ria, Blora, Jawa Tengah. Disampingnya sebuah figura foto bergambar Sriyono Abdul Kahar sang pengelola PAUD tengah berfoto dengan Dirjen PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar, Direktur Pembinaan PAUD, Muhammad Hasbi serta 12 orang penerima penghargaan lainya.
Piagam tersebut diberikan kepada Sriyono atas kinerja dan kepedulian yang tinggi sebagai tokoh/sosok Pegiat PAUD dalam memberikan layanan Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas. Difabel ini menilai, penghargaan tersebut merupakan kado hari jadi Blora pada 11 Desember 2019. Bagaimana penyandang difabel ini mengelola PAUD, berikut petikan wawancara Tim Buku dengan Sriyono Abdul Kahar;
Bisa diceritakan gambaran umum lembaga PAUD Inklusi yang ibu Kelola? Bagaimana sejarah awal mula ibu atau bapak membangun PAUD Inklusi?
PAUD Inklusi adalah sebuah lembaga pendidikan multi Belajar yang mana semua aspek mulai dari sarana prasarana dan tenaga pendidik harus terpenuhi untuk mendukung proses pembelajarannya. Misalnya: Tempat, sarana APE bermain belajar harus akes difabel terutama untuk mobilitas anak-anak difabel, Guru harus kita bekali bagaimana cara menhadapi dan penanganan ABK.
Sekolah PAUD Inklusi kami awalnya kami dirikan ada beberapa faktor :
1. Secara pribadi karena saya selalu mendapat penolakan pada saat mengabdi menjadi seorang guru disekolah-sekolah yang saya kunjungi.
2. Ditempat kami belum ada sekolah PAUD.
3. Latar belakang saya seorang difabel sehingga muncul gagasan menciptakan sekolah inklusi.
Bagaimana suka dan duka yang ibu atau bapak dapatkan dalam mengembangkan PAUD Inklusi?
Sukanya saya sangat senang dan bersyukur bisa melihat anak-anak difabel bisa berkumpul bermain dengan non-difabel, dapat membangun kesadaran orang tua anak difabel untuk tetap sekolah, mengurangi stigma keluarga dan masyarakat tentang keberadaan anak difabel yang sebelumnya dipandang sebelah mata, kinia mereka bisa bermain bersama dengan anak-anak lain pada umumnya.
Dukanya ketika awal mendirikan PAUD Inklusi persepsi negative masyarakat masih melekat dengan menganggap lemah anak-anak difabel. Saya dan sejumlah guru harus bekerja keras untuk bisa menghadapi anak-anak ABK apalagi anak yang hiperaktif yang harus diajarkan dengan sangat sabar dan saya serta para guru harus bisa mengambil hati bisa mereka sehingga bisa diarahkan sesuai kemampuanya.
Apakah siswa PAUD Inklusi Gembira Ria menerima bantuan BOP dari Direktorat PAUD dan bagaimana mengelola bantuan tersebut. Apakah ada jenis bantuan lain yang diterima baik dari pemerintah, CSR atau lembaga lain?
Lembaga kami PAUD KB dan PAUD Inklusi GEMBIRA mendapat BOP dari pemerintah pusat Direktorat PAUD melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Blora tahun anggaran 2020 tahap 1 bulan Juli sebesar Rp. 10.400.000,- dengan jumlah murid 44 anak, untuk tahap 2 belum rencana akan di cairkan di bulan November.
Bagaimana model pembelajaran yang dilakukan dilembaga KB dan PAUD Inklusi Gembira Ria? Apa saja Inovasi yang dilakukan?
Saya dan tim guru PAUD Inklusi Gembira Ria mengembangkan dua model yang merupakan hasil kesepakatan antara guru dan orangtua murid.
Pertama, model shif pembelajaran tatap muka sesuai rombel (kelompok) salah satu rumah peserta didik yang kita tunjuk.
Kedua, kami mengembangkan Inovasi yang kita lakukan membuat Group WA Orang tua wali murid melalui media ini mempermudah akses komunikasi dan informasi yang disampaikan guru maupun wali murid untuk melakukan esesment dan evaluasi dari mulai jadwal, kegiatan pembelajaran, edukasi, kebutuhan anak didik sehingga dokumentasi hasil kegiatan baik foto maupun video audio dapat ditampilkan dan dilihat bersama-sama.
Bisa diceritakan bagaimana kesan masyarakat Dan keluarga dengàn kegiatan yg ibu atau bapak lakukan dalam menangani anak ABK?
Antusias dan partisipasi wali murid dan masyarakat sangat mendukung adanya PAUD Inklusi yang kami terapkan yang semula mereka melihat anak difabel menganggap tidak bisa apa-apa, sekarang mereka sadar anak difabel juga mampu mengikuti bermain belajar dan anak ABK juga mempunyai hak yang sama walaupun dengan keterbatasan yang ada.
Bagaimana kesan Bapak terkait perhatian pemerintah terhadap PAUD ABK apakah sudah baik? Apa yang harus ditingkatkan?
Saya menilai perhatian pemerintah sudah baik akan tetapi harus ditingkatkan, khususnya dalam cara atau metode penanganannya khususnya pengetahuan untuk guru dalam menangani anak ABK bisa dengan media alat ukur khusus perkembangan ABK. Harus ada peningkatan kualitas guru dengan kerap membuat pelatihan, workshop serta bimbingan khusus kepada guru ABK.
Terkait dengàn Kurikulum K13 bagaimana menghadirkan ini dalam pembelajaran?
Sangat baik untuk pendidkan PAUD karena ini yang mempunyai peran penting adalah Guru harus kreatif bagaimana mengemas pembelajaran itu menarik, menyanangkan dan mudah dipahami dan dilakukan anak mulai membuat perencanaan administrasi kemudian menyiapkan media pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan pendokumentasian.
Dalam penanganan anak ABK di tengah keluarga, apa pesan bapak terhadap Orangtua dan keluarga?
Kepada para guru dan pengelola PAUD Inklusi pesan saya jangan bosan melakukan home visit penyadaran kepada keluarga pentingnya belajar bagi anak ABK memberikan semangat kepada keluarga anak ABK untuk selalu mendukung anaknya untuk tetap sekolah di PAUD.
Di tengah pandemi covid-19 ini bagaimana program Belajar Dari Rumah dilakukan di tengah anak ABK?
Pertama saya melakukan melalui daring lewat WA group dengan memberikan tugas kepada wali murid untuk tetap memberikan bermain belajar dirumah sesuai dengan guru memberikan petunjuk lewat WA group baik gambar, audio, maupun visual namun kami terkendala keterbatasan perangkat alat penunjang seperti HP kurang mendukung, sinyal internet lemah dimana kegiatan ini kurang maksimal kita lakukan apalagi untuk anak ABK
Kedua menerapkan model shif pembelajaran tatap muka sesuai rombel dirumah salah satu peserta didik yang kita tunjuk sesuai kelompok atau usia dengan membatasi jumlah peserta dengan mematuhi protocol kesehatan 3M yaitu :
a. Membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
b. Memakai masker
c. Menjaga jarak
Sumber: Best Practice PAUD Inklusif Direktorat PAUD
2022-07-13 | 18:59:00
InfoTerkini
Internalisasi Kebijakan Pembangunan ZI-WBBM Episode 23, Sudah 399.310 Satuan Pendidikan PAUD Dikdasmen Gunakan ARKAS 4.0
Berita 2024-04-27 | 14:30:00
PAUDPEDIA ---- Berbagai platform teknologi hadir untuk mendukung pengelolaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidik...
selengkapnyaInternalisasi Kebijakan Pembangunan ZI-WBBM Episode 23, Sudah 399.310 Satuan Pendidikan PAUD Dikdasmen Gunakan ARKAS 4.0
Berita 2024-04-27 | 14:30:00
PAUDPEDIA ---- Berbagai platform teknologi hadir untuk mendukung pengelolaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidik...
selengkapnyaKemendikbudristek Dorong Dinas Pendidikan Berkolaborasi Susun Strategi Pendampingan Sekolah Tingkatkan Kualitas Layanan
Berita 2024-04-26 | 13:00:00
PAUDPEDIA —- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Kebuda...
selengkapnyaTransformasi Digital Membutuhkan Dukungan dan Komitmen Ekosistem Pendidikan
Berita 2024-04-26 | 10:30:00
Jakarta, Kemendikbudristek — Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendi...
selengkapnyaMenumbuhkan Kesadaran Beragama pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-04-26 | 10:05:00
PAUDPEDIA — Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, Pengenalan agama merupakan bagian penting dalam membantu anak memahami nilai-nilai agama, membangun hubungan positif dengan Tuhan dan se...
selengkapnya