GuruKreatif
Warga Bisa Bergerak Bersama Ciptakan Lingkungan Kaya Keaksaraan
PAUDPEDIA—Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, masa depan bangsa Indonesia sangat tergantung dari kualitas tumbuh kembang anak-anak kita saat ini. Lalu siapa yang bertanggung jawab untuk itu? Apakah hanya orang tua, atau hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah?
Ayah Bunda dan Sobat PAUD, mendidik tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua maupun sekolah. Kita semua harus bersama-sama dan saling bahu membahu mendukung tumbuh kembang mereka. Orang tua, guru, masyarakat, maupun pemerintah merupakan elemen-elemen yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Baca juga :
Bronfenbrenner dalam Morrison menyampaikan bahwa perkembangan anak tergantung pada sistem hubungan yang ada di lingkungan dimana anak tersebut berada. Dengan demikian, masyarakat juga sangat berperan dalam mewujudkan PAUD berkualitas. Lalu apa saja yang dapat dilakukan masyarakat?
- Memegang prinsip gotong royong dan solidaritas antar warga/tetangga, artinya masyarakat harus bergerak bersama dan saling bergotong royong untuk menciptakan lingkungan kaya keaksaraan bagi anak. Hal ini bukan berarti warga harus menyediakan alat dan materi yang mahal, salah satunya dapat melalui pelibatan anak-anak dalam kegiatan kebudayaan. Anak-anak dapat diajak mengenal tradisi atau ritual daerah setempat, atau dengan mengajak anak melakukan permainan tradisional. Terdapat beberapa contoh yang sangat menarik terkait hal tersebut, misalnya:
- Budaya Nalo di Nusa Tenggara Timur: mengikutsertakan anak dalam pesta panen dan makan bersama. Anak-anak membantu orang tuanya menyiapkan dan menyajikan makanan untuk pelaksanaan nalo dan dibiasakan untuk berpartisipasi dalam kegaiatan nalo tersebut.
- Budaya Dayak Kanayatn di Kalimantan: melibatkan anak dalam menyemai benih (manugal). Secara sederhana, manugal merupakan cara menanam padi secara tradisional dengan menggunakan kayu untuk membuat lubang di tanah, setelah itu menaburi benih padi ke dalam lubang tersebut. Tradisi manugal dapat memupuk rasa kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, saling tolong menolong, adanya silaturahmi, berkumpul sanak saudara, dan bertemu dengan kerabat.
Dua contoh budaya di atas menggambarkan peran aktif masyarakat untuk mendorong pengembangan literasi anak melalui tradisi yang ada di daerah masing-masing. Melalui budaya tersebut, anak belajar memahami bagaimana lingkungan tempat tinggalnya, kemudian mampu beradaptasi dan menghargai budaya yang ada di lingkungan tersebut.
- Berbagai permainan tradisional seperti congklak atau main gundu. Permainan ini dapat membantu menanamkan konsep berhitung pada anak, begitu juga permainan-permainan lainnya yang dapat mengasah kemampuan kognitif juga kemampuan anak yang lain seperti main tali, engklek, petak umpet.
- Dukung literasi dengan meningkatkan inisiatif kreatif sekelompok warga (dalam satu kompleks perumahan, dalam satu RT/RW, desa, dan lain-lain). Beberapa contoh antara lain memperkaya kegiatan organisasi remaja masjid, kegiatan sekolah Minggu di gereja, kelompok ibu, atau pihak-pihak lainnya dengan hal-hal yang dapat membantu memperkaya lingkungan keaksaraan bagi anak. Kreativitas kegiatan bisa sangat beragam, misalnya menyelenggarakan kelas pengembangan bakat, sesi rutin membacakan buku anak, dan lain-lain.
- Menyediakan fasilitas yang dapat menunjang keterampilan literasi. Fasilitas merupakan salah penunjang keberhasilan pengembangan literasi anak usia dini. Oleh karena itu sangat ideal bila terdapat fasilitas bermain-belajar yang tersedia di sekitar tempat tinggal, yang dapat dimanfaatkan anak untuk pengembangan literasinya. Yuk, kita simak contoh-contoh fasilitas publik yang mendukung tericptanya lingkungan kaya keaksaraan:
- Taman Baca dan Perpustakaan Lestari Makassar. Taman Baca dan Perpustakaan Lestari yang berlokasi di Jalan Soppeng VI, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, adalah salah satu dari 10 Taman Baca dan Perpustakaan Ramah Anak Binaan PKK Provinsi Sulawesi Selatan.
- RPTRA Kalijodo Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo yang berlokasi di Jalan Kepanduan II, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Di tempat ini banyak fasilitas yang tersedia untuk menunjang literasi anak usia dini, seperti perpustakaan mini, playground, amphitheater, lintasan jogging, lintasan sepeda, skate park, outdoor gym, dan lain-lain.
- TP Alqur’an yang ada di masing-masing daerah.
Ayah, Bunda, Sobat PAUD, tidak perlu jauh-jauh untuk mencari lingkungan yang kaya keaksaraan bagi anak. Siapa tahu, inisiatif itu sudah ada di sekitar kita. Untuk itu jangan ragu untuk mengikutsertakan anak dalam kegiatan positif yang dilakukan oleh masyarakat di lingkungan Ayah, Bunda dan Sobat PAUD. Tentunya, tetap dengan pengawasan dan bimbingan yang baik dari keluarga.
Penulis : Ifina Trimuliana, M. Pd
Foto : Dhio Dhafin
Referensi
- Alhq, L. A., Hapidin, H., & Karnadi, K. (2020). Kemandirian Anak Usia 5-6 Tahun di Lembaga PAUD pada Budaya Suku Dayak Kanayant. Indonesian Journal of Educational Counseling, 4(1), 13–20. https://doi.org/10.30653/001.202041.122
- (2016). Pendidkan Anak Usia Dini Saat Ini. Pustaka Belajar.
- Nazaruddin A Sadda. 2021. Taman Baca dan Perpustakaan Lestari Makassar Tetap Eksis Laksanakan Kegiatan Edukasi dan Peningkatan Gerakan Literasi Anak. Warnasulsesl https://warnasulsel.com/taman-baca-dan-perpustakaan-lestari-makassar-tetap-eksis-laksanakan-kegiatan-edukasi-dan-peningkatan-gerakan-literasi-anak/
2021-08-23 | 11:01:04
InfoTerkini
Mencegah Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 13:00:00
PAUDPEDIA --- Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. dan yang paling banyak ditemuka...
selengkapnyaMakanan Pemicu Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 09:55:00
PAUDPEDIA-- selengkapnya