GuruKreatif
Tahapan Perkembangan Kognitif Anak usia 0-2 Tahun
PAUDPEDIA—Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD, menurut Piaget anak usia 0-2 tahun berada pada tahapan sensori motorik. Pada tahap ini anak membangun pengetahuannya berdasarkan apa yang ia tangkap melalui pancainderanya (aktivitas sensor) dan motoriknya. Mereka menggunakan sistem sensori motorik bawaan seperti, menghisap, menggenggam dan akivitas motorik kasar untuk membangun pengetahuan mereka. Inilah sebabnya kenapa kita menjumpai bayi sering memasukkan benda yang ia pegang ke dalam mulutnya ataupun melemparkan benda tersebut sambil tertawa. Mereka mulai membangun permanensi (ketetapan) objek dan berpikir melibatkan indera serta tindakan-tindakan refleks bawaan mereka. Tahapan sensorimotorik ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:
- Tahap tindakan refleks (lahir-1 bulan), selama tahap ini anak biasanya menghisap dan menggenggam segala sesuatu, hal ini diatur oleh tindakan refleks mereka. Karena refleks ini tidak bisa dipilah-pilah, maka mereka akan merespon segala sesuatu dengan cara yang sama terhadap suatu benda. Cara inilah yang membantu mereka berinteraksi dengan dunia serta membangun pengetahuan dasar. Sejak lahir, menggenggam merupakan gerakan refleks, yaitu dengan mengatupkan jari-jari di sekitar objek yang diletakkan ditangannya. Seiring bertambahnya usia, tahapan tindakan menggenggam refleks ini kemudian terkoordinasi dengan tatapan, mengulurkan tangan, membuka jari-jari, lalu meraih objek yang menarik baginya.
- Tahap reaksi sirkuler primer (1-4 bulan), pondasi tahap ini adalah memodifikasi tindakan refleks pada tahap 1, yaitu munculnya reaksi yang baru yang tidak muncul pada tahap 1, seperti menghisap jempol tangan. Tindakan ini menggambarkan adanya koordinasi antara tangan dan mulut. Kemudian melacak objek bergerak dengan mata dan menggerakkan kepala kearah objek tersebut berada atau bergerak. Artinya anak mulai mengarahkan perilakunya sendiri dari pada bergantung pada tindakan refleks.
- Tahap reaksi sirkuler sekunder (usia 4-8 bulan). Tahap ini dicirikan oleh Tindakan-tindakan berulang yang dimaksudkan untuk mendapatkan respon yang sama dari sebuah objek. Contoh: anak menguncang-nguncang mainan untuk mendapatkan bunyi yang sama. Disebut sirkulasi sekunder karena reaksi itu muncul dari luar tubuhnya atau menggunakan benda tertentu seperti mainan.
- Tahap koordinasi skema sekunder (8-12 bulan), selama tahap ini anak menggunakan cara-cara tertentu untuk mencapai tujuannya. Contoh menggerakan mainan serta ia juga mulai mencari objek atau benda tersembunyi.
- Tahap reaksi sirkuler tersier/eksperimensi (12-18 bulan), tahap inilah puncaknya periode sensorimotorik. Anak mulai melakukan eksperimen, ia mengulangi tindakan dan memodifikasi perilaku berulang-ulang untuk melihat apa yang akan terjadi. Pengulangan ini yang membantunya untuk memahami hubungan sebab akibat serta mengarahkannya untuk menemukan penemuan baru. pada tahap ini juga terlihat keinginan anak untuk berjalan. Pertumbuhan fisiknya terpadu dengan keinginannya untuk melakukan eksperimen dengan benda. Ia akan sering terjatuh saat mencoba berjalan, namun tetap berusaha berdiri lagi. Ia akan menyentuh dan meraih benda-benda disekitarnya. Meskipun kadang membahayakan buat dirinya namun anak tetap aktif. Oleh karena itu, penting menyediakan atau menyiapkan lingkungan yang aman baginya. Misalnya menjauhkan benda-benda tajam dan pecah belah, menghindari sudut-sudut yang tajam dan lain sebagainya.
- Tahap kecerdasan representasional (18-24 bulan), tahap ini adalah masa transisi dari dari sensori motorik menuju representasi simbolik. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan mengingatnya dan mengulang kembali tindakan-tindakan yang pernah ia lihat (proses meniru). Anak juga menghadirkan gambar menjadi seperti sesuatu dunia nyata. Misalkan membangun rumah-rumahan dari balok.
Baca juga :
Ayah Bunda dan Sobat PAUD, untuk menstimulasi tahapan sensorimotorik ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
- Menyediakan mainan interaktif, yang bisa mengaktifkan berbagai pancaindera, seperti mainan yang juga memiliki suara, berbagai warna, bermacam bentuk dan beragam tekstur. Jadi anak bisa melihat, meraba serta anak juga bisa mendengar.
- Menyediakan lingkungan dimana bayi atau atau batita dapat merangkak dan bereksplorasi dengan leluasa.
- Ajak anak bermain, seperti bermain petak umpet dan mencari benda yang disembunyikan untuk memfasilitasi tahapan ini serta keaktifan anak
- Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa, artinya orang tua dapat menyebutkan benda yang menarik dan diraih oleh anak dan mengulangnya dengan konsisten.
Penulis: Ifina Trimuliana, M. Pd
Kurator: Dona Paramita, S. Psi, M. Pd
Foto : Awang
Referensi:
Teresa. (2016). Child Development And Education. Boston. Pearson Education.
2021-09-25 | 12:40:00
InfoTerkini
Mencegah Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 13:00:00
PAUDPEDIA --- Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. dan yang paling banyak ditemuka...
selengkapnyaMakanan Pemicu Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 09:55:00
PAUDPEDIA-- selengkapnya