GuruKreatif
Komunitas Bisa Ciptakan Lingkungan Kaya Keaksaraan bagi Anak Usia Dini
PAUDPEDIA—Ayah, Bunda dan Sobat PAUD, apakah pernah mendengar istilah “anak itu lahir bagaikan kertas putih yang kosong, maka lingkungan-lah yang akan menulisinya”? Istilah yang berasal dari seorang filsuf dunia bernama John Locke tersebut mengartikan bahwa seperti apa perkembangan seorang anak itu tergantung bagaimana peran orang-orang di sekitar dalam mendidiknya, termasuk lingkungan masyarakat. Dengan demikian, peran serta masyarakat menjadi suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak, antara lain lingkungan yang kaya keaksaraan.
Mari kita berkenalan dengan Early Childhood Care & Development Resource Center (ECCD-RC) yang merupakan salah satu contoh nyata peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan kaya aksara. Berlokasi di Jalan D.I Panjaitan No.70 Kota Yogyakarta, ECCD-RC merupakan suatu komunitas yang berawal dari gerakan penanaman nilai penghargaan multikultur dan adil gender yang perlu dimulai sejak dini. Awal berdirinya komunitas ini yaitu tahun 2002, diusung oleh organisasi non-pemerintah setempat, “Lembaga Studi Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA)” dan kemudian didukung oleh Plan International dan AusAID.
Baca juga :
Pihak-pihak yang terlibat dalam komunitas ECCD-RC memiliki visi yang sama yaitu memperkenalkan anak usia dini dengan dunia yang menghargai nilai-nilai inklusivitas, adil gender, ramah lingkungan, dan menghargai budaya lokal, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang optimal. Lebih lanjut, misi yang dilakukan oleh ECCD-RC berfokus pada pengembangan model PAUD yang mengusung nilai-nilai baik dengan melibatkan masyarakat untuk menuju sebuah perubahan di lingkungan itu sendiri. Banyak kegiatan-kegiatan menarik yang diinisiasi oleh ECCD-RC dalam menciptakan lingkungan kaya keaksaraan terutama melalui binaannya, Sekolah Rumah Citta. Sobat PAUD penasaran, kan, apa saja kegiatannya? Yuk kita ulik lebih jauh:
- Kegiatan Internal, yaitu praktek yang dilakukan di Sekolah Rumah Citta:
- Kegiatan bermain belajar untuk mengembangkan literasi dini;
- Memberikan ragam pilihan area permainan;
- Melancarkan stimulasi untuk mencari tahu, bercerita dan berpendapat;
- Memperkaya materi pembelajaran video, foto, bacaan, dongeng, dan lain sebagainya.
- Kegiatan Eksternal, yaitu berbagai kegiatan yang dilakukan di Sekolah Rumah Citta, yang ‘ditularkan’ ke luar sekolah atau masyarakat sekitar:
- Menyediakan perpustakaan yang terbuka untuk umum, termasuk bagi orang tua. Karena sejak pandemic perpustakaan umum sulit dijangkau secara langsung, Sekolah Rumah Citta melakukannya dengan inovasi yang mereka sebut “Buku Puter”.Buku Puter adalah Sistem sirkulasi buku dengan cara meminjamkan secara bergiliran dari rumah ke rumah dengan durasi waktu yang telah ditetapkan, misalnya selama 1 bulan, dan setelah itu harus segera dikembalikan. Tujuan Buku Puter yaitu untuk mendekatkan buku bacaan pada anak dan keluarga. Dengan adanya Buku Puter, anak dan orang tua tetap mendapatkan fasilitas bacaan walaupun mereka tidak datang ke sekolah. Para pendidik di Sekolah Rumah Citta mengupayakan selama pandemi pembelajaran dapat berjalan sesederhana mungkin, salah satunya dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar anak seperti kerikil, pasir, batu-batuan, dan lain sebagainya.
- Art day, dilakukan satu kali sebulan. Kegiatan ini berupa workshop mini untuk anak usia dini. Contoh: berkreasi bersama membuat alat musik dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah. Kegiatan ini membiasakan anak untuk membuat kesepakatan, membuat, me-review, memberi apresiasi (reward) kepada teman atas karyanya.
- Kegiatan dongeng,dengan mengundang pihak luar seperti pendongeng nasional ataupun orang-orang yang tertarik dan berpotensi untuk mengisi kegiatan tersebut. Selama masa pandemi seperti saat ini, komunitas ECCD-RC melakukan kegiatan dongeng ini secara daring melalui kanal sosial media seperti Instagram Live dan YouTube.
- Panggung boneka (KancaRuci), yaitu membuat cerita dengan membawa nilai-nilai kearifan, yang diangkat dalam topik yang lebih luas, dan isi ceritanya disusun sendiri oleh ECCD-RC berdasarkan tema-tema yang dipilih
- Kanal RuciTivi di Youtube, yaitu berisi berisi lagu-lagu anak, cerita anak, cerita boneka, video tutorial membuat mainan, yang ditujukan sebagai alternatif metode pembelajaran melalui tontonan pada anak serta masyarakat luas. Cerita yang ditayangkan di kanal ini juga diciptakan sendiri oleh ECCD-RC dengan menggunakan tokoh boneka yang terbuat dari bahan yang mudah ditemukan, seperti kertas, lem, dan lain sebagainya menyesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, cerita dalam RuciTivi juga mengangkat isi dari buku-buku yang menarik, kemudian didukung ilustrasi kreatif yang dapat dicerna oleh anak sebagai penontonnya.
- Pengalaman mencari informasi.Para pendidik menjadwalkan kegiatan kunjungan bersama ke perpustakaan sekolah. Di perpustakaan, anak diajak mencari tahu tentang suatu hal melalui buku dan interaksi dengan pustakawan. Mereka juga diizinkan memilih buku untuk dipinjam dan dibaca di kelas. Selain dari buku, para pendidik juga sesekali mengajak anak-anak mencari tahu atau mencari informasi tentang suatu hal dari internet, baik berupa buku elektronik, gambar, atau video dari sosial media. Melalui kegiatan ini, anak jadi punya pengalaman menggunakan gawai atau internet namun tetap dengan pengawasan, sebagai sumber informasi yang bermanfaat dan bukan hanya untuk mendapatkan hiburan atau bermain game
Selain contoh kegiatan pembelajaran di atas, sekolah Rumah Citta memberikan pengalaman keaksaraan dan kebahasaan yang sangat banyak dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Cara paling sederhana adalah dengan menempelkan label atau nama-nama benda di lingkungan sekolah atau rumah. Dalam kegiatan kelas, para pendidik selalu membuat tulisan di papan tulis atau kertas besar tentang hal yang sedang dibahas atau mereka diskusikan. Kebiasaan ini dimulai sejak kelas KB (usia 2 tahun) meskipun mereka belum bisa membaca. Dengan demikian, anak terbiasa melihat tulisan/aksara dan seiring waktu memahami fungsi dari aksara dan menulis. Selain itu, mengajak anak berdiskusi atau membahas suatu hal membuat anak merasa ucapannya didengarkan dan dianggap penting.
Dalam setiap pertemuan, anak-anak dilatih berbahasa dengan cara bercerita, bertanya, atau memberikan pendapat satu sama lain. Di akhir pertemuan, termasuk tiap usai bermain dengan sistem area (5-8 pilihan kegiatan main), biasanya anak juga dilibatkan untuk me-review kegiatan yang diikutinya, misalnya dengan menanyakan apa saja yang sudah dilakukan, bagaimana perasaannya, bagian mana yang menantang, dan bagian mana yang paling disukainya.
Sobat PAUD, komunitas ECCD-RC tidak hanya sekedar memindahkan pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring, tetapi mereka memang menciptakan pembelajaran yang semenarik mungkin dengan pemikiran bahwa rumah adalah sumber belajar yang kaya. Tentu hal ini memiliki tantangan sendiri, seperti keterbatasan kemampuan dan fasilitas, di mana para pendidik harus terus berproses agar terbiasa dengan situasi ini. Kegiatan-kegiatan menarik yang dilakukan ECCD-RC tidak bisa terlepas dari dukungan orang tua. Oleh karena itu mereka perlu bermitra dengan orang tua maupun dengan pihak-pihak lainnya dengan cara:
Pertama, yaitu melakukan pertemuan dengan orang tua (parent meeting).
Kedua, sesi berbagi tentang bagaimana praktik pengasuhan yang tepat agar anak dapat tumbuh dan kembang dengan optimal.
Ketiga, melibatkan orang tua dalam proses kegiatan seperti menjadi narasumber. Semakin sering adanya keterlibatan orang tua, maka semakin baik pula untuk menarik inisiatif masyarakat terlibat dalam menciptakan lingkungan kaya aksara bagi anak dalam keluarga.
Itulah contoh peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan kaya keaksaraan. Inisiatif ini dapat dimulai bersama-sama oleh mereka yang memiliki kepedulian kepada anak usia dini. Apakah inisiatif bisa dimulai oleh seorang individu? Nantikan konten selanjutnya untuk mengetahui pembahasan tersebut secara lebih mendalam.
Penulis : Ifina Trimuliana, M. Pd
Foto : ECCD-RC Yogyakarta
2021-09-02 | 13:15:29
InfoTerkini
Mencegah Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 13:00:00
PAUDPEDIA --- Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. dan yang paling banyak ditemuka...
selengkapnyaMakanan Pemicu Diabetes pada Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2024-05-03 | 09:55:00
PAUDPEDIA-- selengkapnya