Berita
Wujudkan Satuan PAUD Dicita-citakan Sebuah Keniscayaan, Komitmen Direktorat PAUD Layani 30,2 Juta Anak Usia 0 - 6 Tahun
Berita 2024-06-24 | 16:40:00
PAUDPEDIA —- Terwujudnya Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dicita-citakan merupakan sebuah keniscayaan. Untuk menghadirkan PAUD Berkualitas yang dicita-citakan maka ekosistem PAUD harus memahami bahwa peningkatan mutu Pendidkan Anak Usia Dini di Indonesia dilakukan pertama dengan mencermati kualitas pembelajaran yang dilaksanakan melalui Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum ini mengedepankan interaksi guru-anak, pedagogi yang efektif, pembelajaran kontekstual dan pendekatan berbasis permainan, serta penilaian yang digunakan hanya dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran di masa depan. Semua ini semakin memperkuat fungsi layanan PAUD yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar yang kuat kepada anak-anak,” ujar Direktur PAUD, Komalasari M.Pd ketika membuka Bimbingan Teknis Penguatan Peran Dinas Pendidikan Dalam Mendampingi Satuan PAUD Angkatan 2 di Jakarta, Minggu (19/6). Bimtek diikuti oleh 100 Penilik dan Pengawas Jenjang PAUD Dinas Pendidikan dari 13 Provinsi.
Kemudian, lanjut Direktur PAUD, kedua membangun kemitraan dengan orangtua. Satuan PAUD didorong untuk membangun kemitraan dengan orang tua/keluarga dalam kegiatan pembelajaran. Mereka harus dapat berbagi informasi mengenai layanan yang mereka berikan untuk meningkatkan pemahaman orang tua/keluarga tentang nilai tambah mendaftarkan anak mereka di satuan PAUD, dan yang paling penting, untuk memahami apa yang dapat mereka lakukan di rumah, untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki lingkungan belajar di rumah yang baik.
Ketiga pemantauan kebutuhan esensial anak usia dini dan menjamin terpenuhinya hak anak. Hal ini selaras dengan kebijakan PAUD Holistik Integratif , satuan PAUD didorong untuk memberikan pemeriksaan kesehatan, dukungan gizi, pendidikan orang tua serta pemantauan kepemilikan identitas anak, seperti akta kelahiran. “Pelayanan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh guru PAUD, atau bekerja sama dengan unit kesehatan, balai keluarga, dan lain-lain,” ujarnya.
Terakhir, tukas Direktur PAUD hadirkan kepemimpinan yang baik dan memberikan keteladanan. Pemimpin yang memberikan dukungan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk melakukan evaluasi internal melalui perencanaan berbasis data pendidikan yang memungkinkan peningkatan layanan berkelanjutan, dan menyediakan lingkungan pembelajaran yang aman, inklusif, dan partisipatif. Memberikan dukungan kepada guru untuk bersikap reflektif, kolaboratif dan menjadi pembelajar aktif.
Kondisi Demografis
Indonesia diperkirakan memiliki 30,2 juta penduduk anak usia 0-6 tahun (10,91 % dari total penduduk) yang tersebar di lebih dari 514 wilayah administratif. Meskipun demikian, komitmen Direktorat PAUD terhadap layanan PAUD sangat kuat, karena Indonesia memiliki kerangka peraturan komprehensif yang menetapkan standar kualitas selama beberapa dekade.
“Layanan Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia sebagian besar disediakan oleh masyarakat. Sebanyak 66.397 desa dari total 89.931 desa di Indonesia memiliki PAUD, dimana 96,90% diprakarsai dan dikelola oleh masyarakat,” ujarnya.
Saat ini, tercatat lebih dari lebih 203.000 satuan PAUD di Indonesia terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), tercatat dalam dashboard Dapodik 73,38% satuan PAUD telah terakreditasi dan 85,13% mengikuti Survei Nasional Lingkungan Belajar di PAUD.
Mendukung layanan PAUD, pemerintah memberikan hibah Pendidikan dalam bentuk Bantuan Operasional Pendidikan untuk sekolah Reguler (BOP/S) untuk semua anak yang bersekolah di PAUD yang terdaftar di sistem pemerintahan (Dapodik). Selain itu diberikan juga BOP Alokasi Khusus/Fisik Pembangunan Gedung untuk kabupaten terpilih, BOP Kinerja satuan PAUD untuk meningkatkan kinerja sekolah transformasional.
Enam Kemampuan Fondasi
Menurut Direktur PAUD, sudah menjadi hak seorang anak untuk mendapatkan fase fondasi yang baik sehingga mereka mempunyai kematangan sosial, emosinal kemampuan literasi dan numerasi latar serta kemampuan dasar lainnya sehingga mereka siap menjadi pembelajar yang baik di sekolah kelak.
“Kemampuan fondasi ini sangat berkaitan dengan pengalaman lingkungan dan budaya bagi seorang anak dengan tetap memperhatikan setiap hak anak terutama hak belajar sambil bermain. Membangun kemampuan fondasi ini merupakan bentuk pengenalan pertama anak terhadap nilai-nilai baik yang akan menjadi fondasi karakter anak kelak,” paparnya Adapun 6 kemampuan fondasi anak usia dini tersebut adalah:
Mengenal Nilai Agama dan Budi Pekerti
Untuk membantu anak dalam mengenal agama dan budi pekerti bisa distimulasi dengan pengenalan konsep Tuhan Yang Maha Esa dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dan membantu anak agar dapat menjalin pertemanan dengan teman-teman sebayanya baik yang memiliki agama yang sama maupun dengan teman yang berbeda agama.
Keterampilan Sosial dan Bahasa
Fondasi ini dapat mentimulasi kemampuan sosial dan bahasa anak dengan memberikan contoh dalam mengucapkan kalimat tolong, terima kasih dan maaf saat berinteraksi dengan anak, serta penempatan dari masing-masing kata tersebut.
Kematangan Emosi
Untuk mentimulasi kematangan emosi anak, dapat mengajarkannya tentang toleransi dalam menunggu dan membantu anak dalam mempertahankan perhatian penuh saat mengikuti kegiatan di dalam kelas--kemampuan mengikuti kegiatan kelas ini dapat dilihat saat anak sedang mengikuti kegiatan di sekolah.
Pemaknaan Terhadap Belajar Positif
Beberapa hal yang menjadi tanda bahwa anak telah memiliki kesan positf terhadap proses belajar adalah senangnya anak untuk datang ke sekolah, anak juga tidak pantang menyerah dan mau mencoba kembali setiap kesalahan yang ia kerjakan, serta anak telah menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Keterampilan Motorik dan Perawatan Diri
Fondasi ini bisa mentimuliasi anak agar mereka mampu mengelolah barang-barangnya sendiri untuk dibawa ke sekolah--dengan mengetahui barang miliknya dan membereskannya sendiri, serta mampu menjaga kebersihan dirinya sendiri.
Kematangan Kognitif untuk Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
Anak yang telah memiliki kematangan kognitif ditandai dengan kemampuan menyimak dan menyampaikan gagasan dengan baik, anak juga mampu menyadari hubungan antara angka dengan huruf serta kata dan bilangan, anak juga telah mampu menghitung jumlah benda serta memahami konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama, sebentar, pagi, siang dan malam).
Peliput Eko Harsono dan Idang