Berita
Wamendikdasmen dan Direktur PAUD Hadiri Gebyar Guru Hebring dan Dialog Pendidikan di Kabupaten Sumedang
Berita 2025-01-31 | 09:45:00
PAUDPEDIA —- Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat didampingi Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Nia Nurhasanah, dan Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat, Komalasari melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang untuk membuka Kegiatan Gebyar Guru Hebring dan berdialog dengan Organisasi Islam ke 3 terbesar di Indonesia PERSIS, di GOR Sumedang, Kamis (30/1).
Persatuan Islam (disingkat Persis atau PERSIS) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Mohamad Zamzam dan Muhammad Yunus.
Dalam sambutannya yang disaksikan lebih dari 3000 guru di Kabupaten Sumedang, Wamen Kemendikdasmen yang juga Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung mengingatkan agar tidak terjadi miskonsepsi di tengah masyarakat bahwa Deep Learning yang saat ini diwacanakan bukan pengganti Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 (Kurtilas). “Deep Learning merupakan pendekatan pembelajaran bukan kurikulum baru. Melalui pendekatan ini kita harapkan mutu pembelajaran siswa Indonesia nantinya akan bertambah baik,” ujarnya.
Wamendikdasmen juga menekankan pentingnya transformasi pendidikan bagi guru di Kabupaten Sumedang, dan mengajak mereka untuk memahami substansi kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai kunci keberhasilan.
Wamen Atip menilai pentingnya menghadirkan pendidikan bermutu untuk seluruh warga negara, sesuai dengan amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
“Untuk mencapai hal itu, kita harus memahami dan memetakan apa saja tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam program yang sudah kami susun, akan dihadirkan berbagai macam upaya untuk meningkatkan kualitas guru, baik kompetensi pedagogik maupun kompetensi lainnya. Pendidikan yang bermutu, salah satunya, harus ditopang oleh pendidik yang bermutu pula,” urai Wamen Atip.
Lebih lanjut, Wamen Atip menguraikan bahwa pendidikan bermutu untuk semua mencakup 1) ketersediaan layanan yang merata; 2) pembiayaan pendidikan afirmatif; 3) pengembangan talenta unggul; dan 4) layanan pendidikan yang inklusif. “Untuk itu, strategi pendidikan yang kita terapkan adalah partisipasi semesta. Sehingga tidak hanya pemerintah, tapi seluruh pemangku kepentingan harus berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kami sudah menyampaikan bahwa pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat ini adalah mitra,” ungkapnya.
Tiga Elemen Deep Learning
Dijelaskan oleh Wamen Atip bahwa deep learning sendiri merupakan pendekatan pembelajaran, yang terdiri dari tiga elemen yaitu mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.
Mindful learning yaitu belajar dengan kesadaran penuh, fokus pada pembelajaran, serta memperhatikan pikiran dan emosi saat belajar. Kemudian meaningful learning berkaitan dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, serta menemukan relevansi dan tujuan belajar.
Sementara joyful learning adalah konsep belajar dengan penuh kegembiraan, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memotivasi siswa dan mendorong rasa ingin tahu. Menurut Wamen Atip, pendekatan ini dapat tercapai apabila para guru memiliki kompetensi yang sesuai.
Beliau memaparkan tiga faktor kunci keberlanjutan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional yang saat ini menjadi perhatian pemerintah yaitu peran Guru Penggerak sebagai agen perubahan; adopsi Kurikulum Merdeka oleh lebih dari 80% sekolah di Indonesia; dan revolusi digital melalui platform pembelajaran.
Wamen Mendikdasmen menyambut baik komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang untuk mendukung program pemerintah pusat dalam transformasi pendidikan. Gebyar Guru Hebring, menurutnya, merupakan bukti nyata komitmen tersebut dalam mengembangkan kompetensi dan profesionalisme para pendidik. Sumedang, kata perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi infrastruktur maupun kompetensi guru, terbukti dengan raihan penghargaan sebagai kabupaten dengan jumlah Guru Penggerak terbanyak dari pemerintah pusat.
Wamen Atip menekankan pentingnya kualitas pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada kelulusan, tetapi juga pada pengembangan keunggulan individu melalui diferensiasi.
“Setiap siswa memiliki kecerdasannya masing-masing. Tidak ada siswa yang bodoh, yang ada hanya perbedaan minat, baik itu seni, sastra, penelitian, dan sebagainya. Maka, di sekolah teman-teman harus menggali apa bentuk kecerdasan yang kita miliki. Itulah yang saya sebut sebagai diferensiasi,” ujar Wamen Atip
Ia pun menambahkan, “Teman-teman dilatih di sekolah untuk mengasah dan memperluas keingintahuan. Mereka yang sukses adalah mereka yang senantiasa memelihara rasa ingin tahunya.”
Lebih lanjut, Wamen Atip juga menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus berupaya mendorong peningkatan literasi lewat metode pembelajaran yang tepat. “Kita masih harus berpacu mencapai tingkat yang diharapkan,” ujarnya.
Momentum Inspiratif
Gebyar Guru Hebring di GOR Tadjimalela sebagai bagian dari Komitmen Penggerak Pendidikan Daerah (KPPD) Kabupaten Sumedang 2025. Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Republik Indonesia, Prof. Atip Latipulhayat, Pj. Bupati Sumedang H. Yudia Ramli, serta Bupati dan Wakil Bupati Sumedang terpilih, H. Dony Ahmad Munir dan Fajar Aldila.
“Gebyar Guru Hebring ini menjadi momentum inspiratif dalam mendorong transformasi pendidikan nasional. Para guru khususnya di Kabupaten Sumedang agar melakukan transformasi pendidikan nasional dengan memahami substansi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM),” kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Atip Latipulhayat.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan komitmen transformasi pendidikan nasional oleh Wakil Menteri Dikdasmen, Pj Bupati Sumedang, Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, dan unsur pendidikan lainnya. Penandatanganan ini menjadi simbol keseriusan semua pihak dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Sumedang dan berkontribusi pada transformasi pendidikan nasional.
Menurutnya, transformasi pendidikan Indonesia menuju arah yang lebih baik menjadi prioritas tak hanya bagi pemerintah, namun juga semua pemangku kepentingan. “Ada tiga faktor kunci yang akan memengaruhi keberlanjutan Merdeka Belajar di masa yang akan datang,” katanya.
Pertama, terang dia, peran penting Guru Penggerak yang telah menjadi agen perubahan dengan memperkenalkan paradigma baru dalam dunia pendidikan serta memberikan dampak positif bagi rekan-rekan guru lainnya. “Kedua, lebih dari 80 persen sekolah di Indonesia telah secara sukarela mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip dan ide-ide dari Kurikulum Merdeka, dan terakhir, dengan melakukan revolusi digital melalui platform-platform pendukung pembelajan," ujarnya.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Sumedang H. Yudia Ramli menegaskan bahwa Gebyar Guru Hebring merupakan bukti nyata komitmen Kabupaten Sumedang dalam mendukung transformasi pendidikan nasional. Menurutnya, pendidikan yang sukses tidak hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga membentuk akhlak dan hati yang baik.
“Pendidikan yang berhasil dimulai dari guru yang berkualitas. Guru harus memahami substansi terlebih dahulu, baru kemudian metode pengajarannya. Selain itu, guru juga harus mampu beradaptasi dengan transformasi digital agar pembelajaran lebih relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Yudia Ramli.
Dikatakan Kabupaten Sumedang telah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi infrastruktur maupun kompetensi guru. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan dari pemerintah pusat, termasuk predikat sebagai kabupaten dengan jumlah guru bersertifikasi terbanyak.
Peliput : Eko Harsono dan Awang