Berita
Lima Menteri Deklarasikan Gerakan Ramadan Ramah Anak, Momentum Internalisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Berita 2025-03-10 | 09:04:00
PAUDPEDIA —- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi; Menteri Agama, Nasaruddin Umar; Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid; serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji melakukan pencanangan Gerakan Ramadan Ramah Anak.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan dukungannya terhadap gerakan "Ramadan Ramah Anak". Ia mengajak seluruh guru di sekolah, madrasah, dan pesantren, serta orang tua di rumah, untuk memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan lebih memperhatikan hak-hak anak.
“Saya mengajak seluruh umat Muslim, terutama para guru di sekolah, madrasah, pesantren, dan orang tua di rumah, untuk memanfaatkan waktu selama bulan suci Ramadan dengan menjalankan ibadah sebaik-baiknya, serta melaksanakan program untuk anak-anak dengan memperhatikan hak-hak mereka,” ujar Menag. Tujuan Deklarasi Gerakan Ramadan Ramah Anak untuk mendorong keluarga agar lebih mendekatkan diri dengan anak-anak melalui pengasuhan yang berkualitas.
Dalam acara tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya menginternalisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat, dalam rutinitas bersama keluarga.
“Ramadan adalah momentum terbaik untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur pada anak-anak kita. Dengan kedekatan keluarga yang lebih erat, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berkarakter baik,” ujarnya di Jakarta.
Peran Keluarga dan Masyarakat Diperkuat
Gerakan Ramadan Ramah Anak juga mengedepankan penguatan lingkungan keluarga melalui program 1 Jam Berkualitas Orang Tua dan Anak. Orang tua didorong untuk meluangkan waktu bersama anak tanpa gangguan gawai. Selain itu, satuan pendidikan diharapkan berperan aktif dengan memberikan tugas menulis dan bercerita tentang pengalaman anak dalam menjalani kebersamaan dengan keluarga selama Ramadan.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menambahkan bahwa Ramadan adalah momen tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak. “Mari manfaatkan Ramadan dengan sahur bersama, tadarus Al-Quran, dan salat Tarawih berjamaah. Ini akan menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak,” pesannya.
Pemerintah juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang anak. Prinsip “Semua Anak adalah Anak Kita” diharapkan dapat menjadi pedoman dalam membangun rasa kepedulian bersama terhadap generasi penerus bangsa.

Momen Keberlanjutan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menyatakan bahwa gerakan ini tidak hanya berlangsung selama Ramadan, tetapi diharapkan dapat berkelanjutan. Ramadan Ramah Anak bukan hanya sebuah program, tetapi sebuah gerakan nasional untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak.
"Kami ingin menciptakan kenangan indah bagi anak-anak melalui interaksi berkualitas dengan orang tua. Ini akan berkontribusi pada kesehatan jiwa anak dan meningkatkan resiliensi mereka,” pungkasnya.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi menjelaskan bahwa gerakan ini lahir dari hasil analisis internal pemerintahan yang menemukan dua faktor utama penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gawai yang belum bijaksana.
“Berangkat dari ini, kami ingin memanfaatkan momentum Ramadan sebagai kesempatan bagi keluarga untuk introspeksi, melihat kembali pola asuh terhadap anak-anak, serta mulai membatasi penggunaan gadget agar lebih bijak,” ujar Arifah. Arifah berharap, gerakan ini dapat menjadi tonggak bagi berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan Ramadan yang lebih mendukung tumbuh kembang anak.
Deklarasi ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama oleh enam kementerian, perwakilan organisasi perempuan dan keagamaan, serta pemangku kepentingan lainnya. Acara kemudian ditutup dengan pemukulan rebana sebagai simbol peluncuran gerakan, diiringi tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin yang hadir secara langsung maupun daring. Harapannya, deklarasi ini menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.
Penyunting Eko Harsono
Sumber Siaran Pers BKHM Kemendikdasmen dan Kementerian Agama
InfoTerkini
Menjadikan Ramadan sebagai Pembelajaran Berharga untuk Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2025-03-06 | 12:20:00
...
selengkapnya