Berita
Kolaborasi Komisi X DPR-RI dan Direktorat PAUD Gelar Workshop “Kembalikan Hak Pendidikan Anak Melalui Gerakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan”
Berita 2024-07-19 | 12:30:00
PAUDPEDIA — Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) berkolaborasi dengan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen/PDM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Workshop Pendidikan dengan tema “Mari Kita Kembalikan Hak Pendidikan Bagi Anak melalui Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” di Jember, Jawa Timur, Kamis (19/7).
Anggota Komisi X DPR-RI, Muhammad Nur Purnomosidi selaku pembicara kunci dalam kegiatan tersebut mengatakan Komisi X DPR memberikan apresiasi terhadap kebijakan program Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan. Tujuan kebijakan Merdeka Belajar ini untuk mengembalikan Hak Anak Usia Dini memperoleh layanan pendidikan secara tepat sesuai pesan 10 Hak Anak yang diamanahkan UNICEF sangat tepat.
“Episode Merdeka Belajar Gerakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan ini merupakan terobosan sekaligus menjadi upaya mewujudkan Transformasi Pembelajaran dijenjang PAUD dan Sekolah Dasar kelas awal. Layanan pendidikan anak usia dini secara tepat sesuai Hak Anak wajib diberikan kepada anak usia 0 hingga 8 tahun, sejak di Jenjang PAUD sampai anak berada di kelas 2 Sekolah Dasar,” ujarnya.
Narasumber lain dalam kegiatan tersebut Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudrsitek, Ir Harris Iskandar, Ph.D, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Drs. Hadi Mulyono, M.Si, Rektor Universitas Negeri Jember, Dr. Akhmad Taufiq, Kepala Sekolah SMK 1 Jember, Yusi Dian Anggraeni S.Pd, dan praktisi PAUD, Akhmad Sugiyono.
“Saya ini orang yang suka sekolah dan saya di umur 52 tahun ini baru lulus S2 dan agustus ini saya akan daftar jadi doktor Membaca adalah hal yang saya senangi Menumbuhkan kebahagiaan di sekolah menjadi salah satu hal yang krusial. Karena itu sangat tepat yang dilakukan Kementerian Pendidikan kita mendorong Gerakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan,” ujarnya.
Dikatakan, berdasarkan pengalaman keluarganya anak pertamanya ketika tk ke sd belum bisa baca tulis sedangkan teman teman yang lainnya sudah bisa. “Sehingga anak saya duduk di paling belakang dan dipojokan kelas. Jika mendengar besok ujian, anak saya salit perut dan pusing tiba-tiba. Dari hal tersebut dapat dipastikan bahwa ada hal yang tidak menyenangkan di satuan pendidikan. Wajib belajar kita sekarang bukan 12 tahun teteapi sudah 13 tahun. SD, SMP, SMA, dan PAUD. Saya sangat menyambut baik,” ujarnya.
Dijelaskan kegiatan Workshop yang bapak dan ibu hadiri ini merupakan bentuk sinergitas antara pemerintah dan DPR dalam membangun generasi emas Indonesia masa depan melalui Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Enam Kemampuan Fondasi Anak
Pada kesempatan tersebut Widyaprada Ahli Utama Kemendikbudristek, Ir Harris Iskandar Ph.D mengatakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan sebuah program untuk mendukung proses transisi ini dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada 28 Maret 2023.
“Kebijakan Transisi PAUD-SD Yang Menyenangkan dikeluarkan untuk meluruskan miskonsepsi tentang kemampuan Calistung siswa masuk SD, dan juga menitikberatkan pentingnya membangun enam kemampuan fondasi pada anak secara bertahap demi efektif dan optimalnya proses pembelajaran,” ujarnya.
Dikatakan, Gerakan Transisi dari PAUD ke SD mungkin merupakan perubahan besar bagi anak-anak, tetapi dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Penting bagi orang tua dan staf sekolah untuk bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak-anak selama masa transisi ini.
Transisi PAUD ke Sekolah Dasar yang Menyenangkan merupakan penyelarasan pembelajaran PAUD ke Sekolah Dasar yang bertujuan agar peserta didik PAUD tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian saat berpindah menjadi peserta didik SD, dan agar peserta didik SD yang tidak pernah mengikuti PAUD tetap dapat terpenuhi haknya untuk mendapatkan pembinaan enam kemampuan fondasi.
“Gerakan penguatan transisi PAUD-SD merupakan gerakan bersama agar setiap anak terpenuhi haknya untuk mendapatkan kemampuan fondasi, di mana pun titik awalnya,” ujarnya.
Dikatakan, kemampuan anak saat ini masih dinilai dari kemampuan calistung. Sedangkan, hal tersebut hanyalah bagian sempit dari kemampuan literasi dan numerasi. Perlu dipahami lebih dalam bahwa ada aspek kemampuan lain yang sangat penting untuk dibangun, yakni kemampuan fondasi, di mana anak memiliki kemampuan untuk mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan bahasa dan sosial, kematangan emosi, pemaknaan terhadap belajar positif, keterampilan motorik dan perawatan diri, serta kematangan kognitif untuk mengikuti pembelajaran.
Dijelaskan, saat ini banyak terjadi miskonsepsi pembelajaran dan praktik PPDB di lapangan yang masih belum mencerminkan pemahaman bahwa membangun kemampuan fondasi merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal. Berkaitan dengan hal ini, perlu kolaborasi dan keselarasan peran dari berbagai elemen, baik itu dari pemerintah, mulai dari Kemendikbudristek itu sendiri, dinas pendidikan, lalu satuan pendidikan, sampai peran dari orang tua/wali murid.
Melalui Merdeka Belajar ke-24, Kebijakan Transisi Penguatan PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan kebijakan yang mendasari pencapaian 3 (tiga) target perubahan dalam transisi PAUD ke SD yang perlu dicapai saat tahun ajaran baru, yaitu: menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar (SD/MI); menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama, yakni dengan satuan PAUD dan SD/MI memfasilitasi anak serta orang tua untuk berkenalan dengan lingkungan belajarnya. Satuan PAUD dan SD/MI mengenal peserta didik lebih jauh melalui kegiatan belajar.
Peliput dan Foto: Eko Harsono
InfoTerkini
Bahaya Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung MSG Berlebih Pada Anak
Ruang Artikel 2024-09-03 | 10:26:00
...
selengkapnya