Berita
Desy Ratnasari M.Si, M.Psi : "Jangan Lagi Guru SD, Guru PAUD dan Orangtua Saling Menyalahkan Soal Calistung"
Berita 2023-05-06 | 10:20:00
PAUDPEDIA — Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Desy Ratnasari M.Si, M.Psi menegaskan dalam Implementasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan perlu ada komitmen bersama antara guru, orangtua, sekolah dan Dinas Pendidikan untuk saling introspeksi diri bahwa transformasi pendidikan yang dilakukan pemerintah melalui gerakan ini memiliki tujuan mulia yaitu membuat anak lebih menyenangkan ketika berada di satuan pendidikan untuk belajar.
Menurut Dessy Ratnasari yang juga psikolog pendidikan, konsep pertama dalam implementasi gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan adalah intrsopeksi diri. "Terbayang tidak jika kondisi PAUD dan Sekolah Dasar baik guru serta orangtua murid terus menerus saling menyalahkan terkait penguasaan membaca, menulis dan berhitung (calistung) yang diajarkan kepada siswa PAUD," ujar Desy Ratnasari dalam Workshop Pendidikan bertema "Mari Kita Kembalikan Hak Pendidikan Bagi Anak Melalui Penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan" di Sukabumi, Jumat (5/5).
Dikatakan, sekarang ini kerap guru di jenjang PAUD menyalahkan orangtua karena tidak membantu mengajarkan anaknya dirumah calistung, orangtua menyalahkan guru karena tidak terampil mengajar di sekolah. Kemudian guru di Sekolah Dasar menyalahkan guru SD. "Sebagai pembicara kunci, satu hal yang ingin saya tekankan adalah perlunya kita introspeksi diri. Ini menjadi penting untuk membangun komunikasi yang baik antara guru PAUD, guru SD dan orangtua murid," tegasnya.
"Jangan terjadi lagi, Guru SD menyalahkan Guru PAUD karena siswanya belum bisa membaca ketika akan masuk ke jenjang SD. Sebaliknya guru PAUD menyalahkan guru SD karena tidak tahu bahwa sudah ada aturan PP dan Permendikbud bahwa siswa PAUD tidak wajib menguasai calistung. Kondisi saling menyalahkan antar guru PAUD dan Guru SD dan juga orangtua seperti ini tidak boleh terjadi lagi dimasa depan," ujar Desy.
Desy Ratnasari lahir di Sukabumi, 12 Desember 1973. Kariernya diawali menjadi seorang model, pembawa acara televisi, pemeran, penyanyi dan kini politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Partai Amanat Nasional selama dua periode sejak 1 Oktober 2014 hingga sekarang.

"Jadi harus satu kata, satu hati, satu tujuan yang menyenangkan buat anak dalam melaksanakan implementasi gerakan transisi PAUD ke SD ini. Bukan guru PAUD, guru SD dan orangtua yang menjadi senang. Tetapi anak-anak Indonesia menjadi anak yang menyenangkan ketika bersekolah," ujarnya.
Diungkapkan oleh Desy, bukan berarti anak PAUD tidak mendapat calistung, namun konsep serta metode belajar calistung harus dilakukan secara menyenangkan. Pembelajaran baca, tulis, dan berhitung (Calistung) tetap boleh diajarkan di TK atau PAUD asalkan dengan metode yang tepat sambil bermain.
"Bermain bagi anak usia dini juga menjadi bagian dari mereka belajar.Metode yang digunakan bisa beragam. Misalnya sambil bernyanyi, menggunakan alat peraga atau metode bermain," ujarnya.
Miskonsepsi Calistung
Sementara itu, Plt Direktur PAUD, Komalasari M.Pd dalam acara tersebut menegaskan gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan adalah gerakan bersama yang mendasari transisi peserta didik PAUD ke SD/MI/sederajat dengan cara yang menyenangkan dan dimulai sejak tahun ajaran baru.
Saat ini miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung) pada pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar kelas awal masih sangat kuat di masyarakat. Sejumlah kesalahan seperti kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada calistung tidak boleh terjadi lagi. Pengertian bahwa kemampuan calistung dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar dan dibangun secara instan tidak boleh lagi dilakukan. Dan tes calistung yang masih diterapkan sebagai syarat masuk SD/MI tidak boleh ada dalam tahun ajaran 2023/2024 ini.
Dikatakan, kita perlu mengakhiri miskonsepsi tentang pembelajaran mulai dari sekarang.
Transisi PAUD Ke pendidikan dasar perlu berjalan dengan mulus Proses belajar-mengajar di PAUD dan pendidikan dasar kelas awal harus selaras dan berkesinambungan. Fondasi harus dibangun secara holistik dan setiap anak memiliki hak untuk dibina agar mendapatkan kemampuan fondasi yang holistik, bukan hanya kognitif melainkan juga kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya
"Kemampuan literasi dan numerasi dibangun bertahap. Kemampuan dasar literasi dan numerasi dibangun mulai dari PAUD, namun secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan. Siap sekolah adalah proses, bukan hasil. “Siap sekolah” bukanlah upaya pelabelan antara anak yang “sudah siap” atau “belum siap”, melainkan sebuah proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak," katanya.
Untuk mewujudkan proses transisi PAUD ke SD/MI yang menyenangkan, satuan pendidikan perlu:
- Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar (SD/MI)
- Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama
- Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak yang dibangun secara kontinu dari PAUD hingga kelas dua pada pendidikan dasar.
Kegiatan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Khusyairin, MM dan dihadiri oleh 300 Kepala Sekolah dan guru PAUD di Kabupaten dan Kota Sukabumi.

Penulis dan Foto : Eko
InfoTerkini
Menjadikan Ramadan sebagai Pembelajaran Berharga untuk Anak Usia Dini
Ruang Artikel 2025-03-06 | 12:20:00
...
selengkapnya