Berita
Hari Air Dunia, Akses Air Bersih dan Sanitasi Disatuan PAUD Dikdasmen Prioritas SDGs
Berita 2022-03-23 | 11:50:00
PAUDPEDIA — Akses terhadap air bersih dan sanitasi sekolah merupakan prioritas pembangunan yang termasuk kedalam tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan tersebut adalah “Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak, penyandang disabilitas, gender, serta memberikan lingkungan belajar yang aman, tanpa kekerasan, inklusif, dan efektif bagi semua”. Lebih rinci lagi pada tujuan di atas mengenai proporsi sekolah dengan akses ke air minum layak, fasilitas sanitasi dasar menurut jenis kelamin, dan fasilitas cuci tangan yang sudah ada pada Aplikasi Dapodik.
"Pada Aplikasi Dapodik terdapat penambahan pada variabel sanitasi sekolah. Untuk itu kami menerbitkan Panduan Pengisian Sanitasi Sekolah Pada Aplikasi Dapodik Versi 2021 agar memberikan kemudahan kepada petugas pendataan dan warga sekolah yang hendak mengimplementasikan pengisian data sanitasi sekolah melalui Aplikasi Dapodik," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Sutanto dalam Panduan Pengisian Sanitasi Sekolah pada Aplikasi Dapodik.
Dikatakan, secara garis besar, isian sanitasi sekolah terdiri dari tiga bagian. Pada bagian pertama yakni variabel SDGs terdiri atas : (a) air bersih, (b) jamban sekolah, (c) cuci tangan pakai sabun (CTPS), (d) pengelolaan limbah cair, dan (e) pengelolaan sampah. Pada bagian kedua terdapat instrumen yang terkait dengan stratifikasi UKS
untuk mengukur perkembangan pelaksanaan sanitasi sekolah. Sedangkan pada bagian ketiga, sekolah mengisi instrumen terkait kegiatan dan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang sanitasi sekolah. Upaya KIE perlu dilakukan guna meningkatkan pengetahuan warga sekolah dan menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Akses Air Minum Aman 2024
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan untuk menjamin semua masyarakat mempunyai akses terhadap air minum yang layak dan aman, pemerintah Indonesia menargetkan 100% akses air minum layak dan 15% akses air minum aman di Tahun 2020-2024.
Keberadaan mata air dan air tanah pada saat ini terus berkurang. Pemakaian air tanah juga sudah harus mulai dibatasi atau bahkan dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah.
Namun, permasalahan air tidak hanya dari sisi kuantitas tapi juga dari sisi kualitas air yang banyak diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Salah satunya berkaitan dengan layanan akses sanitasi yang belum layak dan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
“Hal ini perlu menjadi perhatian kita agar semua aspek pembangunan khususnya penyediaan layanan dasar dan perilaku higiene sanitasi perlu kita pastikan keberlanjutannya untuk budaya hidup bersih dan sehat,” katanya pada Webinar Hari Air Sedunia tahun 2022 di Jakarta, Selasa (22/3).
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020 menyatakan bahwa akses kualitas air minum aman sebesar 11,9%, dan 40,8% masyarakat yang menggunakan sarana air minum bersumber dari air tanah (selain sarana air minum perpipaan dan depot air minum).
Selain itu sebanyak 14,8% rumah tangga di Indonesia menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi.
“Sebagian besar hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kualitas air yang buruk mencakup sumber air minum unimproved berkaitan dengan peningkatan stunting pada balita. Hal ini terjadi karena air mengandung mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan anak mengalami penyakit diare yang menyebabkan EED (environmental enteric dysfunction),” ucap dr. Maxi.
Tindaklanjut pelaksanaan SKAMRT adalah dilakukan survailans kualitas air minum rumah tangga pada 34 provinsi di 34 kabupaten/kota. Tujuannya untuk menilai secara keberlanjutan dari upaya minimalisasi kejadian penyakit berbasis lingkungan.
Ia mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan air tanah dan menjaga kualitasnya dengan menghentikan praktik BABS terbuka dan terselubung.
“Jaga dan sediakan akses air minum yang berkualitas sampai dengan point of use baik di rumah tangga maupun seluruh sasaran Tempat Fasilitas Umum, Tempat Kerja, Tempat Pariwisata serta lokasi strategis lainnya,” tutur dr. Maxi.
Jaga Kualitas Ait Minum Aman
Kementerian Kesehatan menginisiasi peringatan Hari Air Sedunia tahun 2022 dengan tema Groundwater–Make The Invisible Visible dengan mengangkat sub tema “Menjaga Kualitas Air Minum Aman Yang Berkelanjutan”. Momentum penting ini bertujuan untuk mengingatkan dan mengangkat kepedulian dalam menjaga dan menyediakan akses air yang berkualitas.
Dr. Maxi mengajak seluruh komponen pemuda dan masyarakat bergerak untuk berkontribusi dalam memastikan kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan air minum yang akan dikonsumsi untuk memastikan air minum aman.
“Mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah untuk mendorong penyediaan air yang aman melalui peningkatan pengawasan, memastikan penerapan manajemen risiko setiap proses penyediaan air minum serta peningkatan edukasi bagi masyarakat untuk memastikan kualitas air minum yang aman sebelum didistribukan dan konsumsi,” tuturnya.
Penulis: Eko
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya