Berita
Desertasi Dr Nia Nurhasanah, M.Pd Buktikan Aplikasi PAUDPEDIA Bantu Perkembangnan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini
Berita 2023-01-11 | 08:19:00
PAUDPEDIA — Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui penggunaan PAUDPEDIA salah satu solusi yang diberikan oleh Direktorat PAUD untuk menfasilitasi pendidik dan siswa melaksanakan interaksi pembelajaran. Kehadiran PAUDPEDIA media teknologi ini diharapkan dapat mengembangkan lima aspek perkembangan anak secara optimal.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021, Pasal 5, menyebutkan bahwa Standar kompetensi lulusan pada pendidikan anak usia dini merupakan standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini dimana Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difokuskan pada aspek perkembangan anak yang mencakup pada nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional.
Indonesia sebagai negara dengan kebhinekaan yang tinggi, "PAUDPEDIA dikembangkan dengan tidak melupakan nilai-nilai sosial kultural. Sejalan dengan penelitian ini, wawasan sosiokultural (pendidikan karakter) juga menjadi satu diantara konten yang diintegrasikan dalam aplikasi ini," ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Direktorat PAUD, Dr Nia Nurhasanah. S.Si, M.Pd dalam desertasinya yang diuji dalam Sidang Ujian Terbuka Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya, Sabtu (14/1).
Tim Penguji Sidang Ujian Terbuka Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya dalam sidang ujian terbuka yang berlangsung lebih tiga jam di Kampus UNESA menyatakan Nia Nurhasanah dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude dan berhak mendapat gelar Doktor Ilmu Teknologi Pendidikan.
Desertasi doktoral diselesaikan dalam waktu dua setengah tahun tersebut berjudul "Korelasi Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Budaya Digital Pendidik PAUD lam Pemanfaatan PAUDPEDIA dengan Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak."
Menjadi Promotor Prof. Dr. Siti Masitoh, M. Pd, Co-Promotor, Dr Fajar Arianto, Tim Penguji ujian desertasi doktoral antara lain; Prof Dr Nurhasanah sebagai Ketua Penguji, Prof. Dr. Mustaji, M.Pd sedangkan Sekretaris merangkap penguji Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd. Anggota penguji yaitu Dr. Fajar Arianto, M.Pd, Prof. Dr. I Nyoman S Degeng, M.Pd, Dr. Andi Mariono, M.Pd dan Dr. Lamijan Hadi S, M.Pd Menurut Nia, penelitian yang dilakukan ini diperkuat dengan temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter agar mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak.
Tujuan lain pengintegrasian pendidikan karakter dalam aplikasi PAUDPEDIA adalah untuk mewujudkan pembentukan anak sebagai manusia yang utuh: kualitas anak didik yang unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Pengembangan aplikasi ini ditujukan untuk anak usia dini Indonesia menjadi generasi yang mampu mengantisipasi, menanggulangi, dan mencegah dekadensi perkembangan pemecahan masalah di mana pun mereka berada.
"Secara spesifik, PAUDPEDIA diharapkan dapat membantu perkembangan kognitif dan bahasa anak. Dalam hal perkembangan kognitif, berbagai penelitian di bidang developmental menunjukkan bahwa memori kerja dan kontrol perhatian setiap individu mengalami perkembangan pesat selama tahun-tahun prasekolah, dan memiliki dampak besar pada perkembangan dan prestasi akademik anak," paparnya.
Fokus dari kapasitas kontrol kognitif, yang sering disebut sebagai fungsi eksekutif, dalam mendorong kapasitas anak untuk belajar mengatur diri sendiri dan berorientasi pada tujuan. Secara keseluruhan, keterampilan fungsi eksekutif, termasuk memori kerja, pengalihan perhatian, dan kontrol penghambatan mengalami perkembangan substansial pada tahun-tahun prasekolah (usia 3-5).
Secara konseptual, keterampilan ini memungkinkan anak-anak untuk mengatur pemikiran dan perilaku dengan meningkatkan fleksibilitas, mengurangi respons reaktif terhadap kondisi kontekstual, dan terlibat dalam perilaku yang memiliki aturan.
Dengan meningkatkan kapasitas anak-anak untuk menghambat respons impulsif, dan memilih respons alternatif, kapasitas kontrol kognitif memungkinkan anak-anak untuk mengatur emosi yang dapat memotivasi mereka untuk melakukan ekplorasi dunia sekitar dan sosial mereka.
Berdasarkan temuan-temuan ini, para peneliti developmental mendalilkan bahwa keterampilan fungsi eksekutif, terutama memori kerja dan kontrol perhatian, akan memfasilitasi kesiapan sekolah dan pembelajaran awal anak , dan meningkatkan kapasitas anak-anak untuk terlibat secara lebih efektif dengan Pendidik dan teman sebaya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Media digital yang mengacu pada nilai-nilai sosial kultural dipercaya dapat membantu mengoptimalkan proses pengembangan aspek perkembangan anak dalam berbagai aspek, di antaranya: agama dan moral, fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan Bahasa.
Untuk mencapai ini, Pendidik yang memiliki kompetensi yang mumpuni, mampu memanfaatkan perangkat TIK secara optimal, dan bisa menciptakan kegiatan bermain dan belajar yang menyenangkan sesuai kebutuhan anak adalah sebuah keniscayaan.
Standar PAUD
Menurut Dr Nia, berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar PAUD, tingkat pencapaian perkembangan anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu. Satu diantara aspek perkembangan yang penting adalah aspek kognitif. Dalam konteks ini, Gunnerud et al berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak berkorelasi dengan semua kegiatan pembelajaran anak, karena aspek ini dapat membantu anak untuk mengamati, membedakan, meniru, membuat pengelompokan, memecahkan masalah, dan berpikir logis.
Aspek perkembangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahasa. Selain perkembangan berbicara, seorang anak diharapkan mampu menunjukan perkembangan bahasa yang diawali dengan gambar coretan hingga mampu merangkai kalimat secara tertulis sesuai dengan usia.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa anak-anak usia dini dengan perkembangan bahasa yang kurang baik cenderung memiliki kesiapan sekolah yang rendah, dan berisiko untuk mengalami masalah akademik di kemudian hari. Banyak studi juga menemukan bahwa apabila anak-anak memiliki pengalaman yang berkualitas sejak usia dini, pembelajaran dan perkembangan kognitif mereka akan meningkat secara bersamaan dan bersifat longitudinal.
Pentingnya perkembangan bahasa anak juga diteliti di berbagai konteks sosial-budaya yang berbeda. Melalui sampel sejumlah 4.332 anak-anak di Australia, contohnya, menemukan bahwa daerah yang secara sosial ekonomi kurang beruntung, latar belakang keluarga dan faktor individu anak-anak memiliki korelasi yang signifikan terhadap pemahaman kosakata reseptif anak.
Sebuah penelitian serupa juga dilakukan di Australia menemukan bahwa hubungan Pendidik -anak yang dekat dan interaksi teman sebaya sangatlah penting bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan bahasa di tahun-tahun awal mereka. Di Amerika Serikat, Hartman et al. (2017) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara perkembangan bahasa lisan ibu dengan hasil bahasa reseptif anak.
Baru-baru ini, Hansen dan Broekhuizen menemukan bahwa lingkungan belajar anak usia dini, kualitas interaksi Pendidik, dan dukungan percakapan memiliki korelasi yang signifikan terhadap keterampilan bahasa anak-anak. Menurut sebuah penelitian di Tiongkok, dukungan emosional Pendidik memiliki hubungan yang erat dengan kosakata anak-anak usia 3 hingga 5 tahun.
Upaya untuk mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak, proses pemberian stimulasi pada anak membutuhkan peran orangtua, Pendidik dan lingkungan (masyarakat). Orangtua memiliki peran utama ketika anak berada di rumah, dan Pendidik memainkan peran utama anak ketika anak berada di sekolah. Pendidik merupakan individu yang menjadi prioritas pertama dalam mewujudkan pendidikan berkualitas.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, seorang Pendidik harus memiliki kompetensi yang mumpuni, satu diantaranya yaitu kompetensi digital. Menurut Peraturan perundang-undangan UU No. 14/2005 tentang Pendidik dan Dosen terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik (pendidik dan dosen), yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Kompetensi digital merupakan salah satu bagian dari kompetensi akademik yang harus dimiliki pendidik di era global. Seorang pendidik yang memiliki kompetensi digital diharapkan dapat melakukan berbagai adaptasi khususnya yang terkait dengan pembelajaran.
Korelasi penggunaan TIK terhadap pembelajaran anak bergantung pada tiga hal, yaitu keahlian Pendidik, kemampuan Pendidik untuk mengimplementasikan TIK ke dalam pembelajaran, dan keterampilan Pendidik untuk menyesuaikan TIK dengan karakteristik kognitif dan sosial anak.
Selain itu, tidak boleh dilupakan bahwa Pendidik memainkan peran utama dalam semua reformasi dan inovasi pendidikan, karena merekalah yang berada di garis depan untuk menyesuaikan ruang kelas mereka dengan elemen apa pun yang ditawarkan, termasuk TIK. Dalam konteks ini, untuk membantu meningkatkan kompetensi digital Pendidik, pelatihan penggunaan teknologi dalam ruang-ruang belajar menjadi sangat penting.
Kendala TIK di Indonesia
Dijekaskan oleh Dr Nia, infrastruktur budaya digital dan perangkat TIK masih menjadi kendala di Indonesia. Komponen dasar budaya digital meliputi: partisipasi, mengakses, mengintegrasi, menganalisis, mengevaluasi, mengelola, mencipta, berkomunikasi, dan pemberdayaan unsur-unsur kebudayaan digital di dalam masyarakat.
Dalam konteks dunia pendidikan, elemen esensial yang diperlukan untuk mengembangkan budaya digital terdiri dari kultural, kognitif, konstruktif, komunikatif, kepercayaan diri yang bertanggung jawab, kreatif, dan kritis menunjukkan bahwa penciptaan budaya digital dalam dunia pendidikan akan sangat membantu dalam mempersiapkan anak dalam dunia kerja di masa yang akan datang.
Media digital yang mendukung pengembangan budaya digital dalam dunia pendidikan di Indonesia juga terbatas. Penelitian ini dicatat oleh Supandi et al. (2019), yang menemukan bahwa sarana pendidikan yang masih menjadi kendala bagi satuan PAUD yaitu terbatasnya perangkat TIK. Temuan ini kemudian diperkuat dengan hasil pemantauan dan evaluasi di lapangan yang menunjukkan bahwa masih banyak lembaga PAUD yang belum dapat memberikan layanan pendidikan berbasis teknologi karena masih belum memiliki perangkat TIK.
"Satu diantara sarana pendidikan berupa perangkat TIK yang dibuat dan dikembangkan oleh Direktorat PAUD, Kemendikbud yaitu aplikasi PAUDPEDIA. PAUDPEDIA merupakan aplikasi komunikasi dua arah yang dapat diikuti oleh orangtua, Pendidik, dan anak. Aplikasi ini juga memfasilitasi anak usia dini belajar untuk belajar dengan cara menyenangkan. Dalam Aplikasi PAUDPEDIA, orangtua belajar mengenalkan berbagai cerita dan lagu relevan bagi anak usia dini," paparnya.
Aplikasi ini, lanjut Nia merupakan wujud dukungan terhadap proses penciptaan budaya digital dalam dunia pendidikan, yang secara spesifik ditujukan bagi “Net Generation”. Generasi ini merupakan generasi muda yang lahir saat internet telah menjadi bagian hidup mereka. Pengembangan aplikasi ini juga dilandasi fakta yang menunjukkan bahwa, pada rutinitasnya, 90% anak-anak menggunakan gawai rata-rata dua jam per hari.
Melalui kajian literatur sistematis, Hatch (2011) mengeksplorasi berbagai dampak yang diberikan teknologi terhadap anak. Dalam temuannya, Hatch menjelaskan bahwa dampak negatif teknologi terhadap pendidikan dan perkembangan anak mencakup: hilangnya privasi, berkurangnya kemampuan untuk multitasking, terjadinya penurunan Kesehatan, dan berubahnya norma sosial. Namun demikian, Hatch (2011) juga menemukan bahwa teknologi memiliki dampak positif terhadap perkembangan kognitif anak, termasuk di antaranya:
peningkatan atmosfir pembelajaran, perluasan lingkaran sosial, dan penguatan kemampuan bernalar.
Konsep pembelajaran pada aplikasi PAUDPEDIA dirancang secara interaktif dan disertai permainan menarik sehingga anak-anak tidak bosan saat bermain. Mengingat sarana di lapangan yang masih terbatas, Kemendikbud menciptakan aplikasi PAUDPEDIA sebagai fasilitas yang dapat mendukung peningkatan kapasitas satuan PAUD untuk: (a) melaksanakan digitalisasi sekolah; (b) mendukung peningkatan mutu pembelajaran, (c) mendukung peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan, (iv) meningkatkan kualitas tata kelola. Aplikasi PAUDPEDIA bisa diakses dari mana dan kapan saja sehingga dapat dijadikan solusi di masa pandemi ini.
Penulis : Eko