Berita
Rakor Tingkat Menteri Bahas Program Prioritas Pendidikan, Revitalasisi 11.420 Satuan Pendidikan dan Madrasah
Berita 2025-01-03 | 10:55:00
PAUDPEDIA —- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Satrio Soemantri Brojonegoro dan Menteri Agama, Nazaruddin Umar menghadiri Rapat Tingkat Menteri membahas Program Prioritas Bidang Pendidikan, di Kantor Kemenko PMK.
Dalam keterangannya kepada awak media, Menko PMK, Praktikno menekankan pentingnya menciptakan sistem pendidikan yang merata dan berkualitas di seluruh Indonesia, dengan fokus pada tiga program utama: Revitalisasi sekolah dan madrasah, Sekolah Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran Matematika dan Saintek.
“Indonesia ini mulai dari yang atas yang mampu berkompetisi di tingkat global sampai ada yang bawah yang juga perlu dinaikkan. Jadi, semuanya harus diperkuat. Kita sering mengilustrasikan ini seperti kereta api panjang, kita harus memperkuat lokomotif agar bisa melaju cepat, menarik yang di bawah untuk ikut serta,” ujar Menko PMK.
Pratikno menjelaskan bahwa program Sekolah Unggul Garuda, yang merupakan sekolah berasrama, akan menjadi pusat keunggulan bagi siswa terbaik dari seluruh Indonesia. Sekolah ini dirancang untuk mencetak generasi unggul dari berbagai pelosok negeri untuk dapat bersaing di tingkat global.
“Sekolah ini bukan hanya untuk anak-anak yang sudah berada di pusat-pusat kota besar, tetapi juga untuk mereka yang berasal dari daerah terpencil atau kurang berkembang. Dengan program ini, kami ingin memberikan kesempatan kepada semua anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan berkualitas,” ujar Pratikno.
Infrastruktur Pendidikan Jadi Perhatian
Revitalisasi satuan pendidikan mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Menengah serta satuan pendidikan Madrasah yang sudah ada (existing) menjadi langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian khusus.
Pemerintah menargetkan revitalisasi 11.420 sekolah dan madrasah, yang mencakup perbaikan fisik, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, serta pembangunan lapangan di sekolah/madrasah yang memiliki lahan. Untuk memperkuat rasa kepemilikan dan dampak keberlanjutannya revitalisasi sekolah dan madrasah ini juga direncanakan melibatkan partisipasi Masyarakat dalam berbagai bentuk.
Selain itu, digitalisasi pembelajaran Matematika dan Saintek akan dimulai dengan pilot project di beberapa sekolah dan madrasah dengan fokus pada kelas 5 SD. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengajaran melalui platform digital dan konten pembelajaran yang lebih modern dan direncanakan dapat mulai diaplikasikan pada Tahun 2025 mendatang.
Menko PMK menegaskan bahwa semua program ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya berkelas dunia tetapi juga merata, sehingga setiap siswa di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan bersaing secara global.
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, menyampaikan visi Kemendikdasmen untuk mencerdaskan dan memajukan bangsa, yang diambil dari tujuan negara dalam UUD 1945 dan sering dikutip oleh Presiden Prabowo. "Visi kami di Kementerian adalah menyediakan pendidikan bermutu untuk semua, sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)," tambahnya.
Abdul Mu'ti juga menguraikan enam program prioritas Kemendikdasmen, yang pertama adalah Penguatan Pendidikan Karakter, meliputi pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru, peningkatan kompetensi guru BK dan agama, pengangkatan guru BK, penanaman tujuh kebiasaan anak Indonesia, dan penyediaan makan siang bergizi.
Program kedua adalah Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan, termasuk afirmasi pendidikan oleh masyarakat, seperti rumah belajar, pendidikan jarak jauh, dan PAUD, serta fasilitasi relawan mengajar.
Ketiga, peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru, termasuk peningkatan kualifikasi minimal D-IV/S-1, pelatihan kompetensi, dan kesejahteraan melalui sertifikasi.
Keempat, Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi, dan Sains Teknologi, mencakup pendidikan matematika, sains, teknologi sejak dini, pendirian dan pengembangan sekolah unggul, serta penguatan pendidikan vokasi dan pelatihan.
Selanjutnya, program kelima adalah Pemenuhan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana yang mencakup renovasi sekolah. Program keenam adalah Pembangunan Bahasa dan Sastra, yang meliputi pemartabatan bahasa nasional, pelindungan bahasa daerah, penginternasionalan bahasa Indonesia, serta peningkatan literasi.
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Staf Kepresidenan AM Putranto, Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Hasbi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, serta jajaran perwakilan pimpinan tinggi kementerian/lembaga terkait.
Rakor Siaga Darurat Bencana
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya mitigasi proaktif dan perubahan pola pikir masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai langkah pencegahan bencana hidrometeorologi. Upaya ini dinilai mendesak di tengah meningkatnya frekuensi bencana akibat perubahan iklim.
“Selain modifikasi cuaca, optimalkan infrastruktur yang sudah ada dan laksanakan apel rutin siaga bencana sehingga dapat mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar,” ujar Pratikno usai memimpin Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Kamis (2/1/2025).
Seperti diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencatat bahwa curah hujan tinggi akan berlangsung hingga Januari 2025. Kondisi ini memerlukan penguatan sistem pemantauan dini dan kesiapsiagaan untuk merespons bencana.
Pratikno menyoroti bahwa kerusakan lingkungan, seperti deforestasi dan pengelolaan sampah yang buruk, sering menjadi pemicu bencana. Ia mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan melalui edukasi dan pola hidup ramah lingkungan.
“Semuanya harus berperan aktif sesuai dengan kapasitas masing-masing dan saling bahu-membahu demi menciptakan sistem pengelolaan bencana yang tangguh dan berkelanjutan,” tutur Pratikno.
Penyunting : Eko Harsono
Sumber : Siaran Pers Kemenko PMK
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya