Berita
Peduli Peserta Didik Down Syndrome, Kemendikbudristek Peringati Puncak Peringatan HDS Sedunia
Berita 2024-03-29 | 07:00:00
Kemendikburistek, Jakarta —-- Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak dan peserta didik Down Syndrome serta memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait konsep pembinaan dan pendidikan bagi anak dan peserta didik Down Syndrome, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan Puncak Peringatan Hari Down Syndrome (HDS) Sedunia.
“Melalui peringatan Hari Down Syndrome sedunia ini kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait konsep pembinaan dan pendidikan bagi anak dan peserta didik Down Syndrome. Masyarakat harus terus diberitahu, bahwa penanganan tepat sejak dini, sangat diperlukan dalam kasus ini, sehingga anak-anak Down Syndrome mampu hidup menjalani aktivitas dengan mandiri dan penuh dengan kebahagiaan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahrir dalam sambutan peringatan HDS Sedunia di Jakarta, Kamis (28/3).
Selain itu, lanjut Ditjen PDM peringatan ini diharapkan memotivasi dan memberikan dukungan psikologis bagi orang tua anak Down Syndrome sangat penting. Salah satunya, dengan memberikan ruang bagi anak-anak Down Syndrom untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya
Dengan mengangkat tema menginternalisasi gagasan “Kita Istimewa” pada peringatan Hari Down Syndrome tahun ini, kita berharap dukungan terhadap anak-anak dengan disabilitas Down syndrome akan dapat membuat mereka merasa lebih percaya diri dan berdaya, tidak merasa terbatas, dan dapat memberikan semangat mendorong mereka . Mereka dapat untuk terus belajar menggali potensi lebih dalam.
Rangkaian acara dalam agenda ini, juga adalah upaya kita untuk menunjukkan potensi dan keistimewaan anak-anak disabilitas Down Syndrome, sekaligus menunjukkan pada masyarakat bahwa ruang-ruang inklusi harus dihadirkan seluas-luasnya.
Akhir kata, semoga kita selalu diberikan kekuatan dalam mewujudkan cita-cita dan mimpi kita bersama, mewujudkan pendidikan berkualitas, inklusif, adil dan merata bagi seluruh anak-anak di Indonesia.
Dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, peringatan Hari Down Syndrome dengan Tema “Kita Istimewa” saya nyatakan dibuka,” ujar Iwan.
Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Aswin Wihdiyanto, ST., M.A mengatakan tujuan kegiatan peringatan ini yaitu memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan dan masyarakat untuk memberikan dukungan kepada anak-anak down syndrome agar memiliki kesempatan dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat berkontribusi dalam kehidupan di masyarakat.
Puncak Peringatan HDS diikuti 100 orang peserta terdiri dari: BKHM, Pusdatin, Tim Coms, POTADS, APOY, Work Stream PDM 07, ketua dan perwakilan dari masing-masing Tim Kerja di lingkungan Direktorat PMPK, dan Subbag Tata Usaha Direktorat PMPK, Tim Kerja Publikasi dan Komunikasi, Perwakilan Sekolah Luar Biasa dari jenjang TK/SD/SMP/SMA.
Delapan Juta Penderita
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahun ada 3.000–5.000 bayi terlahir dengan kondisi down syndrome dengan perkiraan 1 kejadian down syndrome per 1.000–1.100 kelahiran di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan secara global saat ini terdapat 8 juta penderita down syndrome.
Di Indonesia, ujar Plt Direktur PMPK berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010–2018, kejadian down syndrome memiliki kecenderungan meningkat. Pada 2018 tercatat kelainan sejak lahir untuk anak berusia 24–59 bulan sebanyak 0,41 persen dan down syndrome dialami oleh 0,21 persen kelompok usia tersebut.
Memperingati hari Down Syndrome sebagai perwujudan kepedulian dan dukungan terhadap anak-anak down syndrome, memberikan pemahaman, pembinaan, pendidikan serta ruang dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penyandang down syndrome untuk mengembangkan kemampuan mereka secara optimal agar dapat berkontribusi secara luas.
Tujuan kegiatan peringatan yaitu memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan dan masyarakat untuk memberikan dukungan kepada anak-anak down syndrome agar memiliki kesempatan dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat berkontribusi dalam kehidupan di masyarakat.
Down syndrome atau dikenal juga dengan sebutan sindrom down adalah kelainan genetik yang terjadi ketika bayi dalam kandungan memiliki kelebihan kromosom. Normalnya, manusia memiliki 46 kromosom di setiap selnya, 23 diwarisi dari ibu dan 23 lainnya diwarisi dari ayah. Orang dengan kondisi down syndrome memiliki 47 kromosom di setiap selnya. Kelebihan kromosom ini juga menyebabkan gangguan belajar dan membuat orang yang mengalaminya mengalami ciri fisik yang khas. Down syndrome merupakan kondisi seumur hidup. Anak-anak yang dilahirkan dengan sindrom down juga sering mengalami masalah pendengaran dan penglihatan.
Dikatakan, pertumbuhan yang terlambat dan masalah perilaku sering dilaporkan pada anak-anak dengan sindrom down. Masalah perilaku ini dapat mencakup kesulitan memusatkan perhatian, perilaku obsesif/kompulsif, keras kepala, atau emosional. “Sejumlah anak yang mengalami down syndrome juga didiagnosis memiliki gangguan spektrum autisme, yang memengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain,” paparnya.
Down syndrome alias sindrom down adalah salah satu kelainan genetik yang paling umum terjadi. Sekitar 1 dari 800 bayi baru lahir diperkirakan mengalami kondisi ini. Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, penyandang down syndrome mampu menjalani berbagai rutinitas harian secara mandiri, dengan kondisi sehat dan bahkan mampu berprestasi.
Penulis: Eko/PDM07
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#HariDownsyndromSedunia #PendidikanInklusif
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya