Berita
Mendikdasmen Apresiasi Peran Aisyiyah Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Hadirkan PAUD Berkualitas dan Wujudkan Pendidikan Inklusif
Berita 2025-01-16 | 08:25:00
PAUDPEDIA —-- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memaparkan tiga poin penting terkait ikhtiar Kemendikdasmen untuk menciptakan pendidikan yang bermutu, berkeadilan dan inklusif untuk semua dalam acara Tanwir Pengurus Pusat Aisyiyah di Jakarta, Rabu (15/1).
Dikatakan Aisyiyah dapat menjadi mitra strategis Kemendikdasmen dalam mewujudkan pendidikan inklusif di seluruh Indonesia, agar semua anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas, dapat memperoleh pendidikan berkualitas. Salah satu langkah konkret adalah mendukung wajib belajar 13 tahun, yang dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Pertama terkait pemenuhan wajib belajar 13 tahun yang dalam hal ini bisa dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak atau jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kami berharap ‘Aisyiyah dapat menjadi mitra strategis kami. Wajib belajar 13 tahun ini meniscayakan peran penting dan terutama dukungan dari masyarakat khususnya ‘Aisyiyah yang selama ini memiliki gerakan luar biasa dalam pendidikan anak usia dini,”papar Mendikdasmen dalam Tanwir I ‘Aisyiyah
Kedua tentang pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas, dimana Mendikdasmen menyebut pelayanan pendidikan inklusif untuk anak-anak penyandang disabilitas selama ini belum mendapatkan perhatian penuh dan pelayanan sebagaimana mestinya. Maka, dalam hal ini Mendikdasmen mengajak semua lapisan masyarakat untuk terus berikhtiar bersama untuk mendukung program sekolah inklusif ini agar berjalan sebagaimana mestinya.
Visi besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tentang Pendidikan bermutu untuk semua merupakan langkah ikhtiar Mendikdasmen dalam memajukan dan meratakan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut juga searah dengan langkah ‘Aisyiyah dalam berpartisipasi aktif dan memberikan dampaknya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Sekretaris Umum PP 'Aisyiyah Tri Hastuti menjelaskan kerja sama ini akan mencakup beberapa aspek penting. Pertama, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga pendidik dalam pendidikan inklusif.
Kedua, penguatan peran keluarga dalam pendidikan inklusif, pendidikan karakter, literasi, dan numerasi. Ketiga, penyelenggaraan wajib belajar 13 tahun yang inklusif bagi semua anak.
Tri juga menambahkan 'Aisyiyah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusif, termasuk pelatihan guru, pengembangan SOP layanan pendidikan inklusif, dan penyelenggaraan PKBM untuk anak-anak pemulung dan korban perkawinan anak.
Pada acara Pembukaan Tanwir 1 yang digelar di Hotel Tavia Heritage, Jakarta Pusat pada Rabu, (15/07) tersebut, ‘Aisyiyah bersama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia melakukan Launching Gerakan Pendidikan Inklusi Berkelanjutan. Tentu hal ini merupakan langkah besar ‘Aisyiyah untuk bersinergi dengan pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya pada sektor pendidikan Inklusif.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah menegaskan bahwa ‘Aisyiyah dari sejak berdiri hingga sekarang tetap berkomitmen untuk terus menebar manfaat bagi seluruh masyarakat , umat, bangsa dan negara di seluruh aspek kehidupan. Khususnya di bidang pendidikan, ‘Aisyiyah berperan penting dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Aisyiyah akan terus berupaya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan juga pendidikan yang inklusif bagi seluruh anak bangsa.
“Kini ‘Aisyiyah terus melakukan penguatan dan memperluas dakwah gerakan di semua tingkatan dan lapisan sehingga menjadikan Aisyiyah semakin kuat, unggul dan berkemajuan. Di sektor pendidikan, kini ‘Aisyiyah telah berperan pentinh dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Bersama masyarakat dan pemerintah, ‘Aisyiyah akan terus berupaya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan pendidikan yang inklusif bagi seluruh anak bagsa, mulai dari PAUD hingga ke perguruan tinggi,”tegasnya.
Tanwir I ‘Aisyiyah resmi dibuka pada Rabu (15/1) oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir di Tavia Hotel Jakarta. Tanwir I ‘Aisyiyah yang digelar 15 sampai 17 Januari 2024 ini diikuti 35 perwakilan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) se-Indonesia. Tanwir ini mengangkat tema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan”.
Haedar menyampaikan selamat atas terselenggaranya Tanwir I ‘Aisyiyah periode Muktamar 2022-2027. Ia juga mengapresiasi konsep acara pembukaan yang menarik dengan melibatkan budaya Betawi.
Haedar menjelaskan kata Tanwir sebagai permusyawaratan Muhammadiyah muncul pada 1935 dalam Muktamar di Banjarmasin. Tanwir menurutnya dapat dimaknai sebagai pencerahan – Muhammadiyah menggunakannya sebagai gerakan pencerahan.
Penyunting Eko Harsono
Sumber Siaran Pers PP Muhammadiyah dan Aisyiyah