Berita
Hari Stroke Dunia, Guru dan Tenaga Kependidikan Harus Waspadai Ancaman Serangan Penyakit Stroke
Berita 2024-10-28 | 14:20:00
PAUDPEDIA —- Stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa karena apabila terjadi serangan stroke, setiap menit sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati. Stroke merupakan penyebab utama disabilitas dan kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2% dari total kecacatan dan 18,5% dari total kematian.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Stroke juga merupakan salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.
Mencermati data tersebut, sudah saatnya para guru dan tenaga pendidik di Indonesia memperhatikan hal ini. Dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia, para guru dan tenaga pendidik di Indonesia harus waspada terhadap ancaman serangan penyakit stroke yang akan terjadi dengan melakukan pola hidup sehat.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) dr. Yudhi Pramono mengatakan 90% penyakit stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, kurangnya aktivitas fisik, diet atau pola makan yang tidak sehat, stress, serta mengkonsumsi alkohol.
“Ini sangat disayangkan, yah, karena 90% stroke itu dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya,” kata dr. Yudhi dalam sambutannya pada kegiatan media briefing Hari Stroke Sedunia, Jumat (25/10/2024).
dr. Yudhi juga menyampaikan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 5 kali dalam seminggu dapat menurunkan faktor risiko stroke sebesar 25%. Selain itu, aktivitas fisik juga membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan diri.
Mengenal Stroke
Meski sering dialami dan dikaitkan dengan lansia, kenyataannya stroke bisa terjadi pada siapapun, utamanya yang memiliki gaya hidup kurang sehat. Lantas sebenarnya apa itu stroke? Bagaimana gejala dan apa saja penyebabnya?
Disebut sebagai fenomena fatal dalam dunia medis, karena stroke menyerang saluran otak dan menyebabkan sel-sel pada Sebagian area otak mengalami kematian.
Gejala awal penyakit stroke pun tak hanya dialami orang-orang berumur 60 tahun lebih, namun dapat terjadi juga pada seseorang yang berusia lebih muda dari usia tersebut. Meski dapat dikenali, terkadang penderita stroke pun tak menyadari bahwa ia mengalami gejala tersebut.
Nah, jika dibiarkan tanpa diperiksa dan ditangani sedini mungkin, tentu akan menambah faktor risiko dampak fatalnya pada kesehatan. Untuk itu, penting bagi Anda memeriksakan diri ketika mengalami gejala awal dari stroke ini. Namun sebelum itu, mari kita simak dulu penjelasan mengenai ‘apa itu stroke?’ lewat penjelasan berikut ini:
Ketika mendengar kata stroke, Anda pasti sudah mengaitkan kondisi ini dengan keadaan tubuh yang kaku separuh hingga seluruhnya. Hal ini tidaklah salah, karena bahkan stroke ringan bisa menyebabkan kelumpuhan di anggota tubuh tertentu. Biasanya pada wajah, tangan, dan kaki.
Stroke merupakan gangguan aliran darah ke otak yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti pembekuan darah (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah dalam otak (hemoragik).
Ketika terjadi stroke artinya ada penyumbatan darah, akhirnya otak kita tidak akan mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen. Hal ini kemudian akan menyebabkan sel-sel pada Sebagian area otak akan mati.
Nah, kondisi ini akan menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak tersebut tidak akan dapat berfungsi dengan baik. Karenanya, umumnya Anda akan menemukan seorang penderita stroke akan mengalami kelumpuhan ringan pada sebagian tubuh mereka.
Perlu Anda ingat, bahwa stroke adalah kondisi gawat darurat yang harus ditangani segera. Sebab sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit Ketika serangan terjadi.
Dengan melakukan pendiagnosisan dan penanganan medis yang tepat dan cepat, maka Anda dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah adanya kemungkinan komplikasi.
Jenis Stroke
Seperti yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa serangan stroke ini terjadi karena adanya gangguan pada aliran darah ke otak karena kondisi medis tertentu. Nah, berdasarkan penyebab gangguan tersebut, berikut dua jenis stroke yang perlu Anda tahu:
1. Stroke Iskemik
Yang dimaksud dengan stroke iskemik adalah jenis serangan stroke yang terjadi saat aliran darah pada pembuluh arteri di dalam otak mengalami penyumbatan.
Kondisi ini dapat terjadi karena adanya pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah organ lain dalam tubuh. Juga akibat penumpukan plak pada arteri, yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengurangi volume aliran darah yang mengarah ke otak.
2. Stroke Hemoragik
Sementara itu, jenis stroke hemoragik merupakan serangan stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini sangatlah berbahaya dan perlu penanganan segera untuk mencegah dampak fatalnya pada penderita.
Sebab, serangan stroke hemoragik ini akan mengancam fungsi otak karena menghambat atau membuat aliran oksigen pada arteri di otak akan terhenti.
Penyebab Stroke
Melihat bagaimana gawatnya stroke ini untuk penderitanya, Anda perlu mengetahui faktor penyebab terjadinya serangan stroke berikut:
1. Stroke Iskemik
Beberapa kondisi yang memungkinkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah arteri di otak, serta menimbulkan serangan stroke iskemik antara lain:
- Kondisi atrial fibrilasi: dapat menyebabkan gumpalan di jantung, yang mampu bergerak maju menuju otak melalui aliran darah.
- Aterosklerosis: penumpukan plak pada dinding arteri, yang menyebabkan pembuluh arteri mengeras lalu menyempit, sehingga timbul penyumbatan. Selain itu, plak ini pun dapat pecak, yang kemudian akan terbawa dan bergerak menuju otak, kemudian menyebabkan terjadinya stroke iskemik ini.
- Gangguan pembuluh darah kecil: yang terjadi karena adanya kerusakan atau gangguan pada pembuluh darah kecil di otak.
2. Stroke Hemoragik
- Pecahnya pembuluh darah otak, yang mengakibatkan stroke hemoragik, dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:
- Mengalami cedera kepala yang parah.
- Penggembung dinding pembuluh darah otak yang lemah, baik karena tekanan darah maupun factor kelainan sejak lahir.
- Mengalami atau mengidap hipertensi.
- Kelainan pada pembuluh darah yang menyebabkan banyak risiko pendarahan, seperti hemophilia. Mengidap tumor otak
- Serta efek samping konsumsi obat-obatan pengencer darah.
Gejala Stroke
Pada awal terjadi, stroke dapat memiliki gejala yang ringan, sehingga terkadang tidak begitu disadari oleh pengidapnya. Akan tetapi, bila gejala stroke ini diiringi dengan gejala lainnya dan terjadi secara berkepanjangan, maka Anda perlu lebih waspada dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis. Agar Anda tidak salah mengenali, simak beberapa gejala awal yang secara umum sering dirasakan oleh penderita stroke:
- Sakit kepala, yang dalam kasus tertentu juga disertai dengan rasa mual dan ingin muntah.
- Sulit berbicara dan susah untuk memahami perkataan orang lain.
- Mengalami kelumpuhan pada anggota tubuh tertentu.
- Mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba, seperti mata buram atau gelap.
Upaya Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berupaya meningkatkan deteksi dini dislipidemia pada pasien diabetes melitus dan hipertensi sebagai upaya pencegahan stroke, dengan target pada 2024 sebesar 90% atau sekitar 10,5 juta penduduk. Namun, saat ini capaian deteksi dini stroke baru mencapai sekitar 11,3% dari target.
Diperlukan upaya yang lebih masif dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi, organisasi profesi, sektor swasta, maupun masyarakat, untuk meningkatkan capaian deteksi dini stroke sebagai upaya menurunkan risiko stroke di Indonesia.
Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dr. Elina Widiastuti menyampaikan, aktivitas fisik sangat baik untuk pencegahan stroke. Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu dari lima faktor risiko utama stroke.
Lebih lanjut, dr. Elina menjelaskan, aktivitas fisik memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan fungsi jantung, pembuluh darah, dan pernapasan, menurunkan risiko kardiovaskular, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas.
“Salah satu penyebab dari stroke ada faktor stress dan ternyata latihan fisik atau berolahraga dengan rutin itu ternyata dapat menurunkan kecemasan dan depresi. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan performa kerja, dan pada orang tua sangat penting sekali untuk menurunkan risiko jatuh dan cedera, dan juga merupakan terapi efektif pada beberapa penyakit kronis terutama pada pasien lanjut usia,” kata dr. Elina yang juga merupakan narasumber pada kegiatan media briefing tersebut.
dr. Elina melanjutkan, aktivitas fisik harian untuk mencegah risiko stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang. Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang dianjurkan 3-5 kali per minggu atau 150-300 menit per minggu.
“Jadi, aktivitas yang dilakukan seperti berjalan dan sebagainya dapat dibagi menjadi 30 menit setiap harinya dan dilakukan selama 5 kali dalam seminggu,” lanjutnya.
Kedua, aktivitas penguatan otot seperti gym, yoga, atau pilates, yang disarankan dilakukan 2-3 kali seminggu. Ketiga, aktivitas sedentari yang perlu dibatasi. Contoh aktivitas sedentari seperti duduk dalam waktu lama perlu dikurangi.
“Kalau misalnya dalam sehari kita banyak duduk kita harus mulai menguranginya, dengan cara seperti yang dilakukan di luar negeri. Di kantor-kantor yang dulunya bekerja sambil duduk, sekarang bisa berdiri. Jadi, tidak hanya duduk aktivitas sehari-harinya dan memperbanyak langkah itu adalah salah satu yang dapat dilakukan,” jelas dr. Elina.
Bagi yang ingin memulai latihan fisik, ada beberapa komponen latihan yang perlu diperhatikan, yaitu gerakan pemanasan atau peregangan, gerakan inti, dan gerakan pendinginan atau peregangan kembali.
Dr. Dodik Tugasworo selaku perwakilan dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) menyampaikan, stroke bukan lagi penyakit yang hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga mulai menyerang usia produktif. Berdasarkan data global DALY tahun 2019, distribusi kelompok usia yang terkena stroke mencakup usia di bawah 15 tahun.
“Kalau kita lihat dari 18 penyakit neurologi, stroke itu ternyata menduduki tempat yang cukup banyak dan tidak hanya pada usia lanjut saja, tetapi dia juga ada sejak berusia 10 tahun sampai yang memang paling banyak antara di usia-usia 45-80 tahun,” kata Dr. Dodik.
Dia melanjutkan, ketika seseorang mengalami stroke, ia akan lebih rentan terhadap penyakit lainnya, seperti hipertensi yang dianggap sebagai cikal bakal stroke, penyakit jantung karena berhubungan dengan darah, dan diabetes yang dapat mempengaruhi hormon insulin yang digunakan untuk mengontrol gula darah.
Dr. Dodik juga menyampaikan tanda dan gejala stroke yang dikenal dengan slogan SeGeRa Ke RS: Senyum tidak simetris, Gerak tubuh melemah secara tiba-tiba, Bicara pelo, Kebas atau kesemutan pada separuh tubuh, Rabun pada salah satu mata, serta Sakit kepala hebat atau sakit kepala berputar yang muncul tiba-tiba.
“Biasa kita dengar slogan Kementerian Kesehatan, yaitu SeGeRa Ke RS. Nah, ini singkatannya,” ujar Dr. Dodik.
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menerapkan 3O + 1D dan CERDIK. Pencegahan 3O + 1D meliputi Olahraga, Olah seni, Olah jiwa, dan Diet. Sementara itu, CERDIK adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Untuk menurunkan risiko stroke, Kemenkes telah melakukan transformasi kesehatan, mulai dari layanan primer hingga teknologi kesehatan. Untuk penguatan layanan primer, dilakukan integrasi layanan yang mencakup deteksi dini stroke.
Dalam transformasi layanan rujukan, jaringan rumah sakit yang melayani pasien stroke telah dilengkapi dengan sarana dan tenaga kesehatan yang memadai. Saat ini, Kemenkes juga sedang mengembangkan stroke registry sebagai basis bukti untuk kebijakan terkait struktur pada masa mendatang.
Pada peringatan Hari Stroke Sedunia, Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengadakan media briefing dengan tema nasional “Ayo Melangkah Kalahkan Stroke Mulai dari Diri Sendiri” yang dilaksanakan pada Jumat (25/10/2024). Peringatan Hari Stroke juga menjadi momentum untuk mengampanyekan pentingnya aktivitas fisik sebagai langkah pencegahan risiko stroke kepada masyarakat.
Penyunting: Eko Harsono
Sumber : Siaran Pers Kementerian Kesehatan
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya