Berita
Hari Gizi Nasional ke 64, MP-ASI Kaya Protein Hewani dan Berkualitas Cegah Stunting Untuk Generasi Emas
Berita 2024-01-25 | 09:00:00
PAUDPEDIA —- Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengusung tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" dengan slogan "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas".
Seperti dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan pemilihan tema tersebut relevan dengan kondisi gizi di Indonesia saat ini, yaitu stunting yang masih menjadi masalah serius di Indonesia. Perlu diperhatikan bahwa pada pemberian MP-ASI, bayi tetap terus diberikan ASI.
Saat mulai pemberian MP-ASI dianjurkan sedini mungkin memberikan protein hewani dalam jumlah yang cukup. Protein hewani mengandung asam amino esensial lebih lengkap bagi tubuh daripada sumber protein nabati. Semakin tinggi dan baik kualitas protein yang dikonsumsi maka semakin tinggi juga kadar insulin sebagai mediator pembentukan matriks tulang.
Apabila anak mengonsumsi protein hewani lebih banyak akan cenderung memiliki potensi pertumbuhan lebih baik dibanding tidak mengonsumsi makanan sumber protein hewani. Sumber protein hewani dapat diperoleh dari daging sapi, daging ayam, hati sapi, berbagai jenis ikan, telur, dan susu.
Melalui peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 ini, harapan ke depannya adalah agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menerapkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) kaya protein hewani yang optimal untuk mencegah stunting dan menciptakan generasi emas Indonesia.
Sejarah Hari Gizi
Situs resmi Sehat Negeriku Kemenkes, menyebutkan peringatan Hari Gizi Nasional bermula pada tahun 1950, Menteri Kesehatan Indonesia dr. J Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo, yang kini kita kenal sebagai "Bapak Gizi Indonesia", sebagai kepala LMR. Saat itu, LMR lebih dikenal sebagai "Instituut Voor Volksvoeding (IVV)" yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan, sekarang dikenal sebagai Lembaga Eijkman.
Sejak bedirinya Sekolah Djuru Penerang Makanan oleh LMR tersebut dimulailah pengkaderan tenaga gizi Indonesia. Dan sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 1960, tanggal 25 Januari disepakati untuk ditetapkan sebagai peringatan Hari Gizi Nasional di Indonesia atau yang disebut juga sebagai Hari Gizi dan Makanan Nasional. Hari Gizi dan Makanan Nasional atau Hari Gizi Nasional pertama kali diperingati oleh LMR pada pertengahan tahun 1960-an.
Kemudian peringatan Hari Gizi Nasional setiap tanggal 25 Januari dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an. Hingga kini peringatan Hari Gizi Nasional setiap tanggal 25 Januari.
1000 Hari Pertama Kehidupan
Peringatan Hari Gizi Nasional menjadi sebuah pengingat akan ancaman gizi buruk. Terkait hal ini, ada beberapa hal yang perlu dicermati. Gizi buruk tidak hanya soal perkara “kekurangan makan” saja. Indikator gizi buruk juga dipengaruhi oleh rendahnya asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Seperti, vitamin, mineral, dan zat esensial lainnya. untuk mencegah gizi buruk pada anak, pemenuhan gizi harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupannya. 1.000 hari pertama untuk mencegah gizi buruk yang dimaksud di sini dihitung bukan sedari bayi dilahirkan, melainkan sudah dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Lalu bagaimana langkah agar gizi buruk tidak terjadi pada anka? Dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional, berikut kiat mencegah gizi buruk sejak 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
1. Asupan makanan bergizi
Mencegah gizi buruk tidak hanya harus dilakukan langsung kepada bayi. Para ibu (khususnya yang sedang hamil dan masih menyusui) sudah wajib mengkonsumsi makanan bergizi untuk dirinya dan bayi dalam kandungan.
Makanan bergizi di sini terdiri dari makanan-makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan serat.
2. Mengontrol kandungan
Orang tua dianjurkan untuk secara rutin mengontrol kondisi kehamilan ke bidan atau dokter. Menurut dokter Damayanti, Ikatan Dokter Anak Indonesia ini (IDAI), malnutrisi tidak hanya datang dari asupan ibu tapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
“Penyebab anak lahirnya kecil bukan hanya makan ibu, tapi bisa jadi karena plasenta, genetatif dan sebagainya. Hal ini mesti diperiksa supaya bisa diambil tindakan sedini mungkin,” terang Damayanti.
3. ASI dan MPASI
Asupan utama bagi bayi adalah Air Susu Ibu atau ASI yang eksklusif. Damayanti tidak menganjurkan pemberian susu formula karena tak ada satupun yang bisa menandingi ASI. “ASI itu penting, dibandingkan susu formula manapun, ASI pasti unggul,” ujar Damayanti. ASI ini baru bisa ditambahkan dengan makanan lain setelah anak berusia lebih dari enam bulan dan siap menerima makanan pendamping ASI.
Menurut Damayanti, MPASI haruslah makanan yang banyak mengandung zat besi dan protein seperti hati ayam, bebek atau angsa.
4. Periksa berat dan tinggi badan anak
Berat badan dan tinggi badan bisa dijadikan indikator untuk mengetahui baik atau tidaknya asupan gizi pada anak. Oleh karena ini, mengukur berat dan tinggi badan anak ke puskesmas atau rumah sakit perlu dilakukan secara rutin.
Anak yang kekurangan gizi menunjukan gejala-gejala yang mulai terlihat pada usia tiga bulan. Pada usia tersebut, berat dan tinggi badan pada anak cenderung tidak bertambah.
Jika menemui hal itu, jangan sungkan untuk segera pergi ke puskemas atau rumah sakit agar diberi tindakan yang tepat. Nantinya, petugas kesehatan akan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai dengan kondisi anak dan ibu.
Penulis: Eko
Sumber: Situs Resmi Kemenkes
InfoTerkini
Mendikdasmen Ajak Muslimat NU Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun dan Kawal Program Prioritas
Berita 2025-02-14 | 16:15:00
...
selengkapnya