Berita
Hanung Bramantyo Curhat, Nilai Akademik Sejak SD Hingga SMA Kurang Sehingga Tidak Masuk Sekolah Negeri
Berita 2023-06-07 | 18:14:00
PAUDPEDIA — Sutradara Kondang Hanung Bramantyo mengaku dirinya sejak masih dibangku Sekolah Dasar hingga SLTA memiliki nilai akademik kurang baik yang membuatnya tidak tembus masuk ke sekolah negeri yang menetapkan nilai evaluasi belajar tahap akhir nasional (Ebtanas) murni (NEM) tinggi sebagai syarat masuk penerimaan siswa baru. Sehingga sejak SD hingga SMA dirinya selalu bersekolah di sekolah swasta.
"Setiap lebaran kalo ketemu sodara, terutama bertemu pakde saya yang jadi Dekan di UGM kalo ditanya sekolah dimana saya bilang SD atau SMP 3. Setahu pakde saya dan sodara saya sekolah yang pakai nomor itu negeri. Padahal saya SD dan SMP 03 Muhammadiyah sekolah swasta bukan sekolah negeri. Bayangkan sudah sejak SD diusia sekecil itu saya berbohong. Ibu saya yang tahu kemudian meluruskan," ujar Hanung dalam Talkshow Komitmen Bersama Bunda PAUD Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa (6/6).
Hanung menyambut baik serta memberi apresiasi kepada Kemendikbudristek yang membuat kebijakan besar dengan Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan. "Sepertinya mau nangis saya jika ingat dulu saya sekolah yang benci sekali dengan calistung. Ternyata baru sekarang saya tahu hal ini karena pendidikan jaman saya dulu tidak tepat dilakukan sehingga banyak anak menjadikan calistung menjadi hal yang tidak disukai termasuk saya," ujarnya.
Dikatakan, dirinya sejak kecil memang lemah terhadap mata pelajaran ilmu ilmu dasar seperti matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Namun dirinya sangat menyukai sastra dan juga filsafat. "Bayangkan saat anak diusia SMA senang nonton film Catatan Si Boy, saya malah mengejek mereka anak kapitalis. Bacaan saya saat itu Nietze, Karl Marx, IIvan Irlich dan buku filsafat," ujarnya.
Kecintaan Hanung terhadap dunia seni peran dirasakan sejak masih belia. Hanung sangat menyukai dunia teater. Hal itu dinyatakan Hanung dalam status sosial medianya "Pas awal masuk SMA, aku bilang sama bapak : 'aku mau pindah sekolah. Di sekolahku sekarang ga ada ekskul teater.' Sambil tiduran nonton TV bapak bilang :'Cah Pekok ( bocah Cemen )! Kalo ndak ada ekskul yang kamu suka, bikin sendiri. Ajak temen-temenmu. Jangan manja. Jangan jadi org cuma bergantung fasilitas!' 6 bulan kemudian ekskul teater berdiri.
Alhamdulillah masih sempet nunjukin prestasi ke kepala sekolah. Sampe sekarang, nasehat bapak selalu terngiang. Nasehat yg ngingetin aku buat selalu mencipta, bukan sekedar nikmatin fasilitas. Diatas pusara bapak aku cuma bisa bilang : Matur nuwun, bapak" ujar Hanung.
Sementara itu, artis dan juga ibu tiga orang anak, Mona Ratuliu juga memberikan apresiasi kepada Kemendikbudristek karena secara tegas melarang seluruh satuan pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia melakukan tes calistung dalam penerimaan siswa baru.
"Pengalaman saya sebagai ibu yang punya anak PAUD yang ingin anaknya sekolah di SD terbaik akhirnya memaksa anak untuk belajar keras menguasai calistung. Kadang anak sampai nangis karena dipaksa bisa berhitung," ujar Mona.
"Alhamdulillah sekarang orang tua tidak perlu cemas lagi. Ternyata mendidik anak dengan memaksa, mendrill disertai mengomel itu tidak diperbolehkan. Beruntung siswa serta sekolah sekarang yang semakin baik Semoga Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan ini dapat menjadi pintu gerbang bagi terciptanya generasi emas anak Indonesia ke depan," tukas Mona.
Peliput Eko
Foto Awang
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya