Berita
Delegasi GELP Terkesan KBM Terapkan Kurikulum Merdeka, Teknologi Pembelajaran dan Pembentukan Karakter Berjalan Seiring
Berita 2024-10-16 | 16:45:00
JAKARTA Kemendikbudristek — Sebanyak 53 anggota Global Education Leaders Partnership (GELP) yang berasal dari 20 negara terkesan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan proses transformasi pendidikan di Indonesia melalui Implementasi Kurikulum Merdeka yang mereka lihat langsung dalam kunjungan ke satuan pendidikan Sekolah Dasar 01 Pulo Jakarta Selatan da SMP Negeri 240 Jakarta Selatan.
Tepat pukul 08.30 WIB rombongan GELP tiba di SMP Negerj 20 Jakarta Selatan. Sebanyak 27 orang peserta yang datang mendapat kalungan selendang kain batik Betawi “choke” warna-warni yang diiringi tarian selamat datang tari Japong yang ditampilkan 14 orang siswi secara gemulai.
Kemudian rombongan dibagi empat kelompok masuk ke dalam kelas sesuai dengan warna selendang yang dikalungkan. Kelompok biru masuk ke ruang kelas dimana siswa tengah belajar bahasa Inggris dengan memanfaatkan teknologi Google Workspace yang membuat siswa lebih interaktif. Kelompok hijau mau ke ruang kelas dimana siswa tengah bermain ular tangga menggunakan dadu dan boneka yang membuat delegasi GELP terpesona dan ikut bermain ular tangga.
Kelompok selendang merah delegasi mendapat siswa belajar matematika menghitung volume kurus, luas kotak dan jajaran genjang dengan mengunakan potongan karton yang dibentuk. Sejumlah peserta mengaku ide permainan matematika seperti itu baru mereka lihat dan sangat menginspirasi sehingga membuat belajar matematika menjadi lebih menyenangkan.
Kepala Sekolah SMPM 240, Budiyana menjelaskan di sekolahnya terdapat 20 rombongan belajar dengan total jumlah siswa mencapai 756 anak dengan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan tercatat 83 orang.
“Saya telah menjadi guru lebih dari 30 tahun dan ini tahun ke 4 saya menjadi Kepala Sekolah. Ditahun awal penerapan Kurikulum Merdeka disekolah kami hampir sama dengan sekolah lain terasa berat. Namun berkat bimbingan Dinas Pendidikan dan Kemendikbudristek sekarang ini telah berbuah sangat baik. Banyak perubahan di lingkungan sekolah yang terjadi,” ujarnya.
Budiyana kepada para delegasi pada kesempatan tersebut menjelaskan Implementasi Kurikulum Merdeka berupaya untuk memulihkan pembelajaran demi mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Pada Kurikulum Merdeka, guru dapat mengenali potensi murid lebih dalam guna menciptakan pembelajaran yang relevan. Kurikulum Merdeka juga memungkinkan guru untuk menerapkan pembelajaran yang menyenangkan karena bisa dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek.
“Dampak positif yang dirasakan oleh siswa diantaranya yaitu perubahan pada pembelajaran siswa. Dalam kurikulum merdeka siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajarnya, hal ini bertujuan untuk membentuk siswa dengan jiwa kompetensi dan karakter yang baik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua OSIS SMPN 240 Jakarta Selatan, Andi kepada delegasi mengungkapkan perubahan paling dirasakan dalam melaksanakan kurikulum merdeka yaitu siswa menjadi lebih berani untuk membuka diri dan menampilkan passion atau hasrat mereka untuk belajar sesuai yang dirasakan sesuai dengan dirinya.
“Proses pembelajaran di Kurikulum Merdeka ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran siswa yang holistik dan kontekstual. Sehingga pembelajaran semakin bermanfaat dan bermakna bagi siswa, bukan hanya sekedar hafal materi saja,” ujar Andi Atmowijoyo.
Komitmen pemerintah Indonesia untuk menghadirkan transformasi pendidikan dengan meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan pengajaran nasional lebih baik dengan tagline Merdeka Belajar menjadi penggerak utama yang relevan dalam ekosistem pendidikan nasional. Upaya transformasi pendidikan yang komprehensif menjadi perhatian anggota GELP yang melakukan kunjungan ke SMP Negeri 240 Jakarta Selatan.
Sebanyak 53 delegasi GELF dalam kunjungan lapangan berfokus pada inovasi kurikulum, pemberdayaan guru, dan penerapan teknologi di kelas.
“Kami terkesan bagaimana dinas pendidikan dan pemerintah pusat berupaya memastikan setiap anak memiliki akses ke pendidikan berkualitas, guna menciptakan lompatan besar dalam pendidikan Indonesia,” ujar Anthony Mackay dari GELP.
Sedangkan Dr Vicki Philips dari Australia menjelaskan kekagumannya bahwa Merdeka Belajar, sebagai paradigma pembelajaran yang berorientasi pada murid, menjadi sebuah cara yang tepat dalam melihat esensi transformasi pendidikan. “Melalui program ini, sekolah dan guru dapat benar-benar fokus menjalankan tugasnya, yaitu mendorong pembelajaran di kelas sesuai tingkat kompetensi siswa,” paparnya.
Delegasi dari New Zealand, Nifal Alawadeen menambahkan GELP sebagai sebuah organisasi pendidikan senantiasa merayakan pembelajaran sangatlah penting, karena dalam menghadapi berbagai tantangan global, kita mulai menciptakan sistem pembelajaran yang berpusat pada manusia, membangun kapasitas individu dan kolektif untuk menjadi pemecah masalah yang kompleks dan pengambil keputusan yang etis – menjadi warga lokal dan global yang bertanggung jawab. “Tujuan pembelajaran dan apa, bagaimana, di mana, dan dengan siapa kita belajar merupakan dialog internasional yang dominan,” katanya.
Hal ini dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan, pemikiran dan tindakan ekosistem, bentuk penilaian dan kredensial baru, serta ukuran keberhasilan yang baru. Ini adalah dialog yang menghasilkan prinsip-prinsip desain baru untuk sistem pembelajaran masa depan. Merayakan pembelajaran membantu para pendidik, profesional terkait, dan pemangku kepentingan utama untuk menggabungkan kekuatan guna mendorong agenda pembelajaran demi masa depan yang lebih baik.
PDM07
InfoTerkini
Internalisasi Pembangunan ZI-WBBM Episode ke 57, Bangun Pola Hidup Sehat Dengan Gizi Seimbang
Berita 2025-04-18 | 15:53:00
...
selengkapnya